Proyek Macet, Silpa Tembus Rp 51 M
LAMONGAN, Jawa Pos – Sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) Pemkab Lamongan membengkak lagi. Hasil penghitungan sementara, jumlahnya Rp 51 miliar. Angkanya bisa sebesar itu lantaran banyak proyek pembangunan yang gagal lelang akibat pandemi.
Padahal, anggaran tak terserap pada 2019 berhasil diturunkan menjadi Rp 28 miliar dari sebelumnya (2018) Rp 37 miliar. ”(Jumlah, Red) ini setara saldo kas karena ada kegiatan yang batal pembayaran tahun lalu,” ujar Plt Kepala Badan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah Lamongan Hery Pranoto.
Menurut dia, sumber silpa terbesar berasal dari kegiatan fisik yang batal lelang. Uangnya masuk kembali kas daerah. Anggaran tersebut bisa digunakan lagi setelah ada perencanaan.
Hery mengatakan, pemerintah masih terus berusaha menurunkan silpa. Dia mengakui bahwa 2020 merupakan tahun terberat karena dampak pandemi. Banyak kegiatan pembangunan yang terhenti karena belanja daerah harus diminimalisasi akibat refocusing.
Tidak sedikit kegiatan fisik yang mundur dari perencanaan karena ada pergeseran prioritas anggaran sampai dua kali. Yakni, untuk penanganan pandemi Covid-19. Dinasdinas tidak bisa melakukan lelang dan otomatis anggaran tidak terserap maksimal.
Hery menambahkan, pada tahun anggaran 2020 terdapat defisit sekitar Rp 21 miliar dari total pendapatan Rp 3,076 triliun. Belanja yang terperinci Rp 3,098 triliun. Namun, pada pertengahan tahun ada refocusing untuk penanganan Covid-19. Kegiatan fisik hampir semuanya dihentikan kecuali infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. ”Kalau dana transfer tahun lalu tetap. Tapi, karena adanya refocusing lebih dari 50 persen, anggaran dialihkan untuk kesehatan,” jelasnya.