Ayo Kembali ke Mushalla
MENJELANG Ramadan 2021, Ketua Badan Anggaran DPR RI M.H. Said Abdullah dengan cukup serius mencurahkan perhatiannya kepada program Gerakan Kembali ke Mushalla. Berbagai kegiatan dia lakukan di Kabupaten Sumenep, Madura, untuk mendukung gerakan tersebut. Mulai pembentukan Kelompok Usaha Bersama dengan para guru ngaji hingga pembagian 50 ribu takjil di mushalla-mushalla selama Ramadan.
Pria asli Madura itu menggagas Gerakan Kembali ke Mushalla karena dia prihatin dengan anak-anak dan pemuda yang kini mulai kecanduan gadget dan game online. Mereka asyik bermain hingga kecanduan dan kemudian malas untuk belajar mengaji dan berjamaah di mushalla. Saat azan magrib berkumandang, anak-anak dan pemuda justru bergerombol di tempattempat yang memiliki sambungan wifi dan terkoneksi dengan internet.
Said memimpikan suasana magrib bisa kembali seperti dulu saat dia masih usia belia. Ketika azan magrib berkumandang, rumah sepi dari anak-anak dan pemuda. Mereka berangkat ke mushalla untuk salat berjamaah, belajar mengaji, menghafalkan rukun Islam, rukun iman, dan nama-nama para nabi.
’’Ini penting sekali untuk menanamkan iman dan disiplin sejak dini, terutama salat lima waktu. Kita saja yang dulu rajin ke mushalla terkadang masih suka abai pada salat, apalagi yang pada saat magrib justru asyik nongkrong dan main
game online,” terangnya. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang Said lakukan untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Di antaranya, memberikan insentif bulanan bagi ratusan guru ngaji yang tersebar di Kabupaten Sumenep. Insentif tersebut disalurkan melalui rekening para guru ngaji dan bisa dicairkan langsung setiap bulan melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Tidak hanya sampai di situ, Said juga menggagas terbentuknya Kelompok Usaha Bersama di kalangan para guru ngaji.
Kelompok ini dibentuk di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep.
’’Kemarin sudah mulai kita luncurkan di Kecamatan Bluto. Kami menyalurkan 20 ekor kambing sebagai modal usaha bersama bagi para guru ngaji. Selanjutnya, insya Allah dalam waktu dekat secara bergilir segera dibentuk juga di kecamatankecamatan lain di Sumenep,’’ ujarnya.
Selain dua kegiatan tersebut, untuk mendorong Gerakan Kembali ke Mushalla, Said membagikan 50 ribu takjil untuk masyarakat di Kabupaten Sumenep melalui para guru ngaji, khususnya untuk masyarakat yang tinggal di sekitar mushalla. Diharapkan, dalam kegiatan itu para relawan bisa berkomunikasi langsung dengan para orang tua agar bisa lebih intens bekerja sama dengan para guru ngaji untuk mendidik anak-anaknya di mushalla.
Said juga akan membagikan zakat maal-nya melalui para guru ngaji di mushalla-mushalla yang tersebar di empat kabupaten yang ada di Pulau Madura. Mulai Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, hingga Sumenep.
& -( + 2 +$ 1*-1+& ! ) * )*1 " $ * +
Untuk program jangka panjang demi mewujudkan gerakan ini secara berkesinambungan, Said mengaku harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mumpuni dalam ilmu keagamaan. Karena itu, saat ini
dia mulai membangun sebuah pesantren di Kecamatan Manding, Sumenep.
Dari pesantren tersebut diharapkan muncul para penghafal Alquran dan ahli tafsir serta hadis. Nanti mereka diarahkan untuk bisa membina anakanak muda di Sumenep agar lebih religius dan memiliki pemahaman keagamaan yang cukup dan sesuai dengan faham ahlussunnah waljamaah.
’’Kita tidak bisa membiarkan anak-anak menuruti keinginannya secara sangat longgar. Sebab, bila tidak, masa muda mereka akan diisi dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Kita harus memastikan mereka memiliki bekal cukup berupa keimanan dan pemahaman keagamaan yang benar sesuai akidah ahlussunnah
waljamaah,” katanya.
Menurut Said, jangan sampai mereka belajar agama kepada orang yang salah dan kemudian memiliki pemahaman yang tidak tepat terhadap agama. Bisa-bisa nanti mereka malah menjadi radikal dan memilih jalan kekerasan atas nama agama. Itu jangan sampai terjadi. ’’Harus kita bina dan kita siapkan sejak dini. Dan pesantren ini saya gagas dengan tujuan seperti itu,” pungkasnya.