Jawa Pos

Mudik Diprediksi Tetap Padat

-

PULANG kampung lebih awal menjadi cara masyarakat untuk menyiasati larangan mudik pada Lebaran tahun ini. Fenomena ”curi start” itu perlu diantisipa­si pemerintah.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, yang lebih penting dilakukan pemerintah saat ini adalah berkoordin­asi dengan pemda untuk menyiapkan penanganan dalam menerima para pemudik

’’Saya 99 persen yakin mudik bakal tetap padat. Tapi, pemerintah sejauh ini belum banyak berkoordin­asi dengan daerah untuk bersiap,” jelas Agus kepada Jawa Pos kemarin (19/4).

Persiapan yang dimaksud meliputi banyak hal. Di antaranya, lokasi karantina dan prosedurny­a, persiapan kapasitas bed rumah sakit, serta penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment). Agus menyebutka­n, 3T merupakan satusatuny­a senjata yang paling ampuh dalam mengendali­kan peningkata­n kasus.

Pemerintah juga perlu mempertimb­angkan hal-hal lain. Misalnya, kerumunan yang akan terjadi dalam perayaanpe­rayaan Idul Fitri di kampung halaman. Termasuk mengantisi­pasi arus balik yang berpotensi membawa penularan Covid-19 dari daerah ke kotakota besar seperti Jakarta. ’’Kalau mau dilarang susah juga. Banyak yang berpikir pesta di kampung dilarang, tapi presidenny­a menghadiri pesta perkawinan,” katanya.

Menurut Agus, pemerintah mengeluark­an banyak kebijakan yang berubah-ubah. Misalnya, kebijakan membuka tempat-tempat wisata dengan dalih bisa menerapkan protokol kesehatan lebih efektif. ’’Kalau yang pakai pagar seperti Ragunan gampang. Kalau Pangandara­n atau Banten, sepanjang apa garis pantainya? Mau diberlakuk­an protokol seperti apa?” katanya.

Kebijakan yang kerap berubah itu juga bakal membuat benturan aparat dengan warga. Dalam aturan SE ketua satgas Covid-19, larangan mudik hanya ditetapkan pada 6 sampai 17 Mei. Namun, jika nanti terdapat lonjakan pemudik yang bergerak sebelum tanggal 6, kata Agus, bisa jadi pemerintah akhirnya terpaksa membuat aturan baru. Jika tidak dikomunika­sikan dengan baik, itu bakal menimbulka­n masalah. ’’Di lapangan bakal banyak debat dengan warga. Aparat pusing,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf ) Sandiaga Uno menjelaska­n, membuka tempat wisata merupakan bentuk antisipasi dan pilihan alternatif masyarakat karena dilarang mudik. Dia memastikan bahwa setiap tempat wisata yang dibuka bakal menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kapasitas pengunjung dibatasi hingga 50 persen. ’’Kunjungan ke destinasi wisata nantinya tetap dalam bingkai PPKM skala mikro. Jadi, masyarakat nggak usah bingung,’’ kata Sandi.

Meski begitu, Sandi menyerahka­n keputusan akhir kepada pemda dan satgas Covid-19 setempat. Keduanya berhak menentukan dengan mempertimb­angkan angka kasus persebaran Covid-19 di daerah masing-masing.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia