Holding Bikin Penyaluran Kredit Mikro Terarah
Bank Harus Tambah Porsi Pembiayaan UMKM
JAKARTA, Jawa Pos – Pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) ultramikro (UMi) menuai beragam tanggapan. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yakin holding BUMN UMi mampu mengintegrasikan ekosistem pembiayaan dan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bagi Komisi XI DPR RI, UMi bukanlah solusi.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyebutkan, adanya holding BUMN UMi akan memicu multiplier effect atau efek berantai sisi bisnis. Lewat holding tersebut, para pelaku UMKM bisa saling berkolaborasi. Baik untuk meningkatkan produksi maupun kinerja penjualan barang dan jasa.
’’Pelaku ultramikro dapat bekerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung. Ini justru yang akan membuka peluang ekspor,” papar Arief kemarin (19/4).
Melalui holding BUMN UMi, peluang itu terbuka. Sebab, di dalamholding tersebut, PNM akan terintegrasi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Pegadaian (Persero).
Dengan demikian, pengelolaan dan pemberdayaan UMKM bisa digarap bersama. Selain itu, integrasi data menjadi lebih baik. Pengelompokan sektor usaha akan jauh lebih kuat dan bisa melibatkan semua kelompok usaha.
Melalui holding BUMN UMi, lanjut Arief, pemerintah ingin memastikan penyaluran pembiayaan kredit mikro lebih terarah. Tentu dengan bunga yang lebih rendah dan mudah. Selain itu, ada pertumbuhan jumlah nasabah baru yang signifikan.
Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki menyatakan bahwa porsi kredit perbankan untuk UMKM masih kurang dari 20 persen. ’’Kami berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM bisa naik menjadi 30 persen dari pembentukan holding ini,” ungkap Teten.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menyatakan bahwa holding BUMN UMi bukan jalan keluar untuk mengembangkan UMKM. Holding, menurut dia, seharusnya tidak sebatas aksi korporasi yang tujuannya menambah modal induk.
Padahal, kendala UMKM bukan hanya masalah keuangan. Melainkan juga masalah sumber daya manusia (SDM), akses pemasaran, permodalan, jejaring, dan kemampuan akses teknologi.
’’UMKM berperan dalam menyokong perekonomian Indonesia. Ini lebih urgen dibantu dengan menyalurkan kredit yang lebih besar kepada UMKM. Bukan dengan holding,” beber Anis.
Kami berharap porsi kredit perbankan untuk UMKM bisa naik menjadi 30 persen dari pembentukan holding ini.”