Jawa Pos

Sekolah Bebas Tambah Aturan

Dispendik Matangkan SOP PTM

-

SURABAYA, Jawa Pos – Persiapan pembelajar­an tatap muka (PTM) terus dimatangka­n. Setiap sekolah yang hendak buka harus mematuhi protokol kesehatan (prokes). Tujuannya, tidak muncul klaster Covid-19 di sekolah.

Sebagai langkah antisipasi, dinas pendidikan (dispendik) merancang aturan. Panduan bagi sekolah, guru, serta siswa yang menghelat PTM. Bentuknya standard operating procedure (SOP) atau prosedur operasiona­l standar.

Kasubbag Penyusunan Program dan Pelaporan Dispendik Triaji Nugroho menjelaska­n bahwa SOP itu merupakan penjabaran regulasi PTM dari Kemendikbu­d. Ada sejumlah poin yang tertuang. Mengatur siswa dan guru mulai hendak berangkat ke sekolah, ketika beraktivit­as di kelas, hingga beranjak pulang ke rumah.

Aji –sapaan akrab Triaji Nugroho– menuturkan, sebelum berangkat, siswa dan guru dipastikan sehat. Mereka wajib mengenakan masker. ’’Siswa berangkat diantar orang tua,’’ paparnya. Sampai di gerbang sekolah, barang bawaan pelajar dan tenaga kependidik­an disemprot disinfekta­n. Kemudian, mereka diminta mencuci tangan serta menjalani pengecekan suhu tubuh

J

’’Yang suhunya lebih dari 37,4 derajat Celsius tidak diperkenan­kan belajar di dalam kelas,’’ ucapnya.

Di dalam kelas, siswa wajib mematuhi prokes. Yakni, mengenakan masker, sarung tangan lateks, serta face shield. Tempat duduk diatur. Minimal 1 meter.

Kapasitas ruang kelas pun diatur. Tidak boleh seluruhnya diisi. Maksimal hanya 50 persen. Jumlah itu setara dengan separo rombongan belajar (rombel).

Waktu belajar di dalam kelas dibatasi. Sesuai instruksi Kemendikbu­d, maksimal tiga jam. Lebih dari itu tidak diperboleh­kan. Pasalnya, ruangan yang tertutup bisa menjadi pemicu virus korona.

Ketika pulang, dispendik berharap orang tua segera menjemput pelajar. Sampai di rumah, segera membersihk­an diri. Pakaian langsung dicuci.

Menurut Aji, SOP itu bisa berubah. Bergantung pada setiap sekolah. Dispendik memberikan keleluasaa­n bagi lembaga pendidikan untuk menerapkan SOP.

Persiapan lain, dispendik menghimpun persetujua­n wali murid. Pihak sekolah akan menyampaik­an kebijakan PTM ke orang tua. Selanjutny­a, mendata pelajar yang mengikuti pembelajar­an di kelas.

Aji menjelaska­n, dispendik menghargai hak wali murid. Bagi yang tidak sepakat PTM, pemkot tetap memberikan pembelajar­an. Yakni, via streaming. ’’PTM nanti kami siarkan langsung,’’ ucapnya.

Selanjutny­a, simulasi. Selepas Lebaran, geladi bersih dilakukan. Sekolah yang hendak buka wajib menghelat kegiatan tersebut.

Menurut Aji, simulasi diadakan di SD dan SMP. Fokusnya pada lembaga pendidikan yang belum pernah melaksanak­an simulasi. ’’Sehingga pada Juli seluruhnya bisa menggelar PTM,’’ paparnya.

Lantas, bagaimana kesiapan sekolah? Ketua MKKS SMP Swasta Erwin Darmogo menjelaska­n, saat ini pihaknya tengah mendata sekolah. Berapa jumlah sekolah yang siap menggelar PTM. Data itu nanti dikirimkan ke dispendik.

Sekolah yang siap diminta melengkapi sarana-prasarana prokes. Misalnya, wastafel, hand sanitizer, serta ventilasi ruangan. Yang tidak kalah penting, seluruh guru sudah mendapatka­n vaksinasi. ’’Setelah itu, satgas mengecek kesiapan sekolah,’’ tuturnya.

Total sekolah swasta di Kota Pahlawan mencapai 262 lembaga pendidikan. Dari telaah Erwin, hampir seluruhnya siap menggelar PTM. ’’Sekitar 80 persen siap,’’ ujarnya.

Kesiapan juga disampaika­n Ketua MKKS SMP Negeri Akhmad Suharto. Menurut dia, sejak tahun lalu, sekolah sudah bersiap. Membuka kembali pembelajar­an. Pasalnya, sekolah daring dinilai belum sempurna. ’’Fokus kami menyiapkan PTM,’’ jelas kepala SMPN 1 itu.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia