Penuhi Pasokan Listrik Ribuan Pelanggan
SURABAYA, Jawa Pos – Surabaya segera dinobatkan sebagai kota pertama di Indonesia yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) antara Pemkot Surabaya dan PT Sumber Organik (SO) telah ditandatangani PT PLN.
Manajer Komunikasi PLN Distribusi Jatim Fenny Nurhayati menyatakan, pembelian energi listrik berbasis sampah tersebut sesuai dengan penugasan pembelian dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Peraturan Presiden (Perpres) 35/2018.
Fenny menjelaskan, saat ini pihaknya melaksanakan PJBL dengan kapasitas 1,65 mw. ”Kapasitas 1,65 mw untuk teknologi sanitary landfill dan 9 mw untuk teknologi terbaru,” terangnya.
Dia mengungkapkan, kapasitas 9 mw itu dapat digunakan untuk masyarakat. Nah, diperkirakan kapasitas tersebut bisa meng-cover 5.885 rumah tangga dengan daya 1.300 VA.
Sebetulnya PLN melakukan PJBL sejak 2015. Rencananya, PJBL berlangsung hingga 11 tahun ke depan. Tepatnya sampai pada 2032. ”Menyesuaikan kontrak kerja sama pengelolaan sampah antara pemkot dan PT SO,” ujarnya.
Berdasar data dari pemkot, jumlah sampah di metropolis cukup besar. Volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kecamatan Pakal, mencapai 1.500 ton per hari. Jika dioptimalkan, PLTSa mampu mengurangi 1.000 ton sampah per hari.
Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Anna Fajriatin menuturkan, secara fisik, bangunan PLTSa tuntas dikerjakan pada tahun lalu. Lokasinya tidak jauh dari Gelora Bung Tomo (GBT). Total luas kawasan itu mencapai 37,4 hektare.
Rencananya, PLTSa itu diresmikan akhir bulan ini. Sejumlah pejabat akan hadir. Pemkot Surabaya masih menunggu konfirmasi dari Presiden Joko Widodo.