Jawa Pos

Masih Banyak Yang Waswas

Bupati Sebut Tidak Ada Paksaan untuk PTM

-

GRESIK, Jawa Pos – Pembelajar­an tatap muka (PTM) hari pertama telah dimulai. Setelah belajar daring di rumah sejak setahun lalu, kemarin (19/4) para pelajar jenjang SD, SMP, dan SMA kembali masuk sekolah. Namun, Pemkab Gresik tidak memaksa semua sekolah untuk segera PTM.

Pantauan Jawa Pos di wilayah perkotaan, pada hari pertama kemarin, sudah cukup banyak pelajar yang berangkat ke sekolah dengan berseragam. Sekolah-sekolah yang biasanya tampak lengang kini mulai semarak. Baik sekolah negeri maupun swasta. Akses di sekitar sekolah pun padat saat pagi.

Di SMPN 2 Gresik, misalnya. Mayoritas siswa-siswi di sekolah Jalan KH Kholil itu sudah mengikuti PTM. ’’Dari siswa kelas IX yang berjumlah 254 orang, hanya empat yang izin mengikuti UAS (ujian akhir sekolah) secara daring. Selebihnya masuk ke sekolah,’’ kata Kepala SMPN 2 Gresik Jupri.

Mulai kemarin, memang pelajar kelas VI SD dan kelas IX SMP menjalani UAS. Meski sudah boleh PTM, sekolah tetap memberikan pilihan kepada siswa untuk menjalani UAS secara daring. Di SDN 1 Gresik, tercatat di antara 52 siswa kelas VI, hanya tiga yang tidak mengikuti PTM. Mereka dikonfirma­si izin dengan keterangan tidak sehat.

Kendati demikian, tidak sedikit pula siswa yang mengikuti UAS SMP secara daring atau tidak PTM. Di SMPN 1 Gresik, misalnya. Di antara 314 siswa kelas IX, hanya dua yang mengikuti PTM. Sisanya memilih UAS daring. Demikian juga di SMPN 4 Gresik. Kemarin sekolah di Jalan Proklamasi itu hanya dihadiri 3 di antara 286 siswa kelas IX.

Kepala SMPN 4 Gresik Arif Abdul Rohman mengatakan, wali murid masih waswas anaknya masuk sekolah. Selain itu, mayoritas disebabkan keinginan siswa sendiri. Arif yang juga menjabat Plt kepala SMPN 1 Gresik itu menyebutka­n, siswasiswi SMPN 1 malah yang lantang belum mengingink­an PTM. ’’Waktu sosialisas­i, para siswa masih ingin daring,” ungkapnya.

Berbeda dengan kelas IX, lanjut Arif, pelajar kelas VII dan VIII SMP sudah mengonfirm­asi bahwa mayoritas akan mengikuti PTM. Namun, pelaksanan­nya baru minggu depan.

PTM kemarin juga diikuti siswa tingkat SMA. Di SMAN 1 Gresik, misalnya. Terlihat sejak pagi para siswa masuk ke sekolah di Jalan Arief Rahman Hakim itu. Sebelum masuk, para siswa diberhenti­kan petugas sekolah. Lalu, mereka dicek suhu tubuhnya dan dminta cuci tangan. Setelah itu, baru diperboleh­kan masuk ke sekolah.

Pelaksanaa­n PTM hari pertama juga mendapat atensi dari Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wabup Aminatun Habibah. Keduanya mengunjung­i SMPN 4 dan SMPN 2 Gresik. Dalam kesempatan itu, bupati ingin memastikan pelaksanaa­n PTM tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Dia pun memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah yang semangat untuk melaksanak­an PTM dengan disiplin prokes. ’’Semoga ini tidak menjadi klaster baru. Untuk siswa yang belum masuk, juga tidak masalah. PTM ini sifatnya bukan paksaan dan karena memang masih dalam situasi pandemi,” ujar alumnus Unair itu.

Kepala Dispendik Pemkab Gresik Mahin berpesan kepada guru agar tidak langsung memberikan pelajaran yang sifatnya akademisi saat PTM. Namun, materi yang terkait dengan pengembali­an mental. ’’Dikembalik­an dulu mentalnya karena sudah lama daring. Suasana sekolah itu dibuat kembali nyaman dulu, baru diberi materi,” ujarnya.

 ?? GALIH WICAKSONO/JAWA POS ?? INSPEKSI: Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wabup Aminatun Habibah mengunjung­i sejumlah SMPN untuk melihat pelaksanaa­n PTM hari pertama kemarin.
GALIH WICAKSONO/JAWA POS INSPEKSI: Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wabup Aminatun Habibah mengunjung­i sejumlah SMPN untuk melihat pelaksanaa­n PTM hari pertama kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia