Sekolah Punya Opsi Kurikulum
Untuk Memulihkan Kemampuan Siswa Akibat Belajar Daring
JEMBER, Jawa Pos – Mayoritas kabupaten/kota di Jatim mulai menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Kegiatan tersebut berlangsung di semua jenjang. Mulai sekolah dasar hingga SMA/sederajat. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah.
Di Jember, antarsekolah memiliki dua alternatif dalam menjalankan PTM. Hal itu tak lepas dari dampak negatif akibat kegiatan belajarmengajar secara daring. Di mana, kemajuan kemampuan akademisi siswa tak maksimal.
Wakil Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jember Dimyati mengatakan, sekolah memiliki dua alternatif untuk mengejar ketertinggalan mutu belajar selama pandemi. Pertama, menggunakan kurikulum yang dibuat Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP). Selain itu, guru bisa membuat kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan sekolah. ”Ini yang kami buat di sekolah,” ujarnya
Sementara itu, di jenjang SMP digelar ujian PTM. Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Jember, masih ada siswa yang belajar di rumah. Mereka bukannya belajar daring, tapi memang karena sakit sehingga tidak bisa mengikuti ujian langsung di kelas.
Di Tuban, uji coba PTM dimulai Senin (19/4). Semua jenjang sekolah menyesuaikan pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan. Termasuk, pondok Ramadan. Sekolah juga harus menyesuaikan pembelajaran tatap muka dengan kegiatan keagamaan.
Di Mojokerto, uji coba PTM tak hanya digelar untuk siswa SD dan SMP, tetapi juga tingkat TK dan PAUD. Misalnya, PG-TK Pertiwi kemarin (20/4). Sebelum masuk kelas, anak-anak diperiksa suhu badannya dan harus melepas sepatu. Selanjutnya, mereka mengenakan sandal yang sudah disediakan sekolah.