Harga Bahan Pokok Mulai Turun
Menteri Perdagangan Sidak ke Pasar Wonokromo dan PIOS
SURABAYA, Jawa Pos – ’’Harga turun, Pak. Cabai rawit bulan lalu bisa sampai Rp 100 ribu per kilogram. Sekarang sudah turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram,’’ ucap Sri Yuliati saat ditanya Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi kemarin (20/4).
Lutfi lantas bergeser ke tempat pedagang ayam. Dia berbincang dengan Rohman, pedagang Pasar Wonokromo.
Rohman menjelaskan bahwa harga daging ayam beranjak turun. Kini haganya menjadi Rp 36 ribu per kilogram.
Penjelasan Sri dan Rohman itu melegakan Lutfi. Sebab, beberapa pekan lalu, harga bahan pokok mengalami kenaikan. Pemicunya beragam. Ada yang disebabkan meningkatnya permintaan warga menjelang Ramadan. Penyebab lain, rantai pasok dari wilayah berkurang.
Ya, kemarin Lutfi menggelar sidak. Dia berkunjung ke dua pasar besar di Kota Pahlawan. Yaitu, Pasar Wonokromo dan Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS).
Dalam kegiatan itu, pria 51 tahun tersebut didampingi sejumlah pejabat. Yaitu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak serta Wali Kota Eri Cahyadi. Ketiganya memastikan harga komoditas terjangkau serta pasokan bahan pokok tercukupi
Saya tadi memastikan harga (cabai rawit) sudah turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram.’’
M. LUTFI Menteri Perdagangan
J
Lutfi menjelaskan, saat Ramadan, dirinya berkeliling ke sejumlah wilayah. Mulai Sumatera hingga Jawa. Mantan duta besar RI untuk Amerika Serikat itu keluar masuk pasar. ’’Memastikan harga dan ketersediaan bahan pangan,’’ jelasnya.
Hasilnya, Jatim dan Surabaya mendapat pujian karena mampu menekan harga kebutuhan pokok. Dengan begitu, warga tetap bisa mengonsumsi makanan bergizi.
Menurut Lutfi, mayoritas harga di Jatim terpantau turun. Contohnya, cabai rawit. Sebelumnya, harga cabai mencapai Rp 100 ribu per kg. Bahkan bisa lebih tinggi. ’’Saya lihat tadi sudah turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram,’’ terangnya.
Harga sembako lain juga turun. Contohnya, gula pasir. Biasanya saat Ramadan, harganya naik. Dari pantauan Lutfi, di Pasar Wonokromo harganya stabil di angka Rp 12.500 per kg.
Pantauan berlanjut ke PIOS. Lutfi berbincang dengan sejumlah pedagang. Mulai penjual sembako hingga sayuran. Direktur Utama PT Pasar Komoditi Nasional Indonesia (Paskomnas) Hartono menambahkan, perputaran uang di PIOS dalam sehari sekitar Rp 4,5 miliar. Jumlah itu setara dengan 300 ton komoditas. Kenaikan konsumsi bahan pangan pada saat Ramadan biasanya sekitar 10 persen.
Mengenai kenaikan harga, selama panen berjalan normal, dia yakin tidak akan ada inflasi yang drastis. ’’Kecuali kalau ada masalah gagal panen, itu pengaruhnya besar ke inflasi,’’ ujarnya.
Dia menyarankan pedagang pasar tradisional lebih aktif mencari informasi ke pasar induk. Sebab, PIOS akan lebih aktif bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. PIOS akan lebih rajin meng-update harga, baik ke Pemkot Surabaya maupun langsung ke pedagang.
PIOS juga mengembangkan sistem belanja online. Sistem itu memungkinkan pedagang untuk mengetahui harga sebelum berbelanja ke pasar induk. Sistem pengantaran barang juga disediakan agar pedagang pasar tradisional bisa lebih detail merancang anggaran sebelum berbelanja.
Menurut Hartono, seharusnya ada lebih banyak pasar induk di Indonesia. Jaringan pasar induk dan sistem informasi yang disajikan secara tidak langsung dapat menekan disparitas harga. Terlebih ketika permintaan konsumen sedang naik, seperti saar Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
’’Di samping itu, agar petani tidak malah merugi saat stok melimpah, saat panen. Dengan sistem informasi online ini, ke depan kita lebih bersinergi dengan pemkot untuk membantu menjaga kestabilan harga,’’ imbuh Hartono.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan, harga pangan di Kota Pahlawan cenderung stabil. Bahkan lebih murah dibandingkan daerah lain. Hal itu menunjukkan, pemkot terus memantau pasar. Mengendalikan harga kebutuhan pangan.
Beragam upaya dilakukan pemkot untuk menekan harga. Di antaranya, operasi pasar. Seminggu terakhir, di sejumlah tempat diadakan kegiatan itu. ’’Tujuannya, harga stabil,’’ tuturnya.
Langkah lain, terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. Tujuannya, memastikan pasokan barang tetap lancar. Dari tempat atau wilayah penghasil.
Pria 43 tahun itu mencontohkan cabai merah. Kebutuhan pokok tersebut disuplai dari Banyuwangi dan Kediri. ’’Kami terus berkoordinasi dengan hulu agar kebutuhan terpenuhi,’’ jelas mantan kepala bappeko itu.