Dinas Pendidikan Mulai Tampung Usulan Sekolah
Pembelajaran Online di Kelas lewat Streaming
SURABAYA, Jawa Pos - Sekolah yang hendak kembali dibuka tidak serta-merta langsung menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Lembaga pendidikan itu harus mematuhi persyaratan. Salah satunya mengajukan diri ke dinas pendidikan (dispendik).
Dari data yang dihimpun, sejumlah sekolah sudah mengajukan diri untuk menghelat PTM. Untuk sekolah negeri, contohnya
SMPN 1. Untuk lembaga pendidikan swasta, ada SMP 17 Agustus 1945.
Kepala SMPN 1 Surabaya Akhmad Suharto menjelaskan bahwa jauhjauh hari pihaknya menyiapkan
PTM. Bahkan sejak tahun lalu. Seluruh sarana dan prasarana (sarpras) dipenuhi. Mulai cairan disinfektan, wastafel, hingga mengatur jarak di dalam kelas
J
’’Kami sudah siap,’’ paparnya. Tenaga pendidikan pun sudah siap mengajar. Mereka telah menjalani vaksinasi. Termasuk penjaga sekolah.
Pria yang juga menjabat ketua MKKS SMP itu menjelaskan bahwa seluruh sekolah berlomba melengkapi kebutuhan PTM. Pasalnya, pemerintah sudah memastikan untuk kembali membuka sekolah paling lambat Juli. ’’Untuk sekolah negeri, kami pastikan mayoritas sudah siap,’’ paparnya.
Sama halnya dengan SMP swasta. Sebagian besar telah bersiap. Lembaga pendidikan itu sudah melengkapi persyaratan.
Kepala SMP 17 Agustus 1945 Wiwik Wahyuningsih menuturkan, fasilitas prokes itu dilengkapi sejak tahun lalu. Lembaga pendidikan yang dia pimpin bahkan ditunjuk sebagai salah satu sekolah percontohan yang menggelar PTM.
Bukan hanya sarpras. Pihaknya juga sudah mengatur guru yang mengajar. Di dalam kelas ada dua guru. Satu orang bertindak menyampaikan materi. Satu guru lagi mengawasi prokes. Jam pelajaran pun dibatasi. Tidak lebih dari tiga jam. Siswa diberi waktu beberapa menit selepas pergantian pelajaran. ’’Untuk istirahat sebentar. Karena kami meniadakan istirahat di luar kelas,’’ ucapnya.
Perempuan yang juga menjabat ketua MKKS SMP wilayah timur itu memastikan sekolah swasta siap mengadakan PTM. Sekolah yang tidak mampu mencukupi prokes mendapatkan bantuan dari pemkot. ’’Pemkot memberikan bantuan hand sanitizer dan wastafel,’’ paparnya.
Sejumlah sekolah swasta di Surabaya Barat menyambut rencana pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang dengan antuasias. Salah satunya Sekolah Ciputra. Ketua Satgas Covid-19 Sekolah Ciputra Gatut Samuel menuturkan bahwa sebelum PTM, pihaknya ingin memastikan lingkungan sekolah memiliki proteksi yang kuat. Karena itu, sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan divaksin terlebih dahulu.
Pria yang akrab disapa Sam itu menyebutkan, ada 1.200 siswa di lingkungan sekolahnya. Angka tersebut gabungan dari kelompok belajar (KB) hingga SMA. Jumlah siswa yang belajar saat PTM tidak lagi sama seperti sebelum pandemi. ’’KB dan TK itu ada 5 siswa. Lalu, kalau SD ada 16–18 siswa. Kami mengacu pada panduan yang sudah ada,” jelas Sam.
Dia memastikan seluruh siswa mendapatkan pelayanan dalam pembelajaran dengan baik. Namun, apabila saat PTM ada satu siswa yang sakit dan tidak dapat hadir di kelas, sekolah akan memberikan kesempatan belajar dari rumah. ’’Itu hanya skema. Banyak skema yang harus dipersiapkan di masa pandemi,” tambahnya.
Selain mematangkan skema PTM, sekolah juga akan menyediakan fasilitas cuci tangan hingga penyemprotan disinfektan. Sebelum masuk ke area sekolah, petugas akan memeriksa suhu tubuh terlebih dahulu.
Pada bagian lain, dispendik terus memantau kesiapan sekolah. Agar saat PTM berjalan nanti, seluruhnya lancar. Tidak ada kekurangan.
Saat ini dispendik tengah menunggu pengajuan sekolah. Lembaga pendidikan yang sudah siap diminta mengusulkan. Kemudian, tahapan pemeriksaan berjalan.
Kasubbag Penyusunan Program dan Pelaporan Dispendik Triaji Nugroho menjelaskan, ada sekolah yang sudah dipastikan mengikuti PTM. Jumlahnya 18 sekolah. Tahun lalu sekolah itu ditunjuk sebagai tempat percontohan. Perinciannya, 5 sekolah swasta dan 13 sekolah negeri. ’’Saat ini dipastikan terus bertambah,’’ paparnya.
Setelah menerima pengajuan, dispendik langsung bergerak. Aji, sapaan akrab Triaji Nugroho, menjelaskan bahwa pihaknya menggandeng satgas percepatan penanganan Covid-19. ’’Kami langsung turun mengecek SOP sekolah,’’ jelasnya.
Satu per satu persyaratan dipelototi. Dari pemantauan itu, satgas dan dispendik menerbitkan keputusan. Yang kurang diminta segera dilengkapi.
Lalu, berlanjut ke tahap simulasi. Seluruh sekolah yang mengajukan izin akan menggelar geladi bersih. Dispendik melihat alur PTM. Mulai siswa dan guru yang hendak masuk hingga keluar sekolah.
Dispendik juga menyiapkan pembelajaran online. Diperuntukkan siswa yang menolak PTM lantaran khawatir terpapar Covid-19. Menurut Aji, pembelajaran daring nanti berbeda. Teknisnya live streaming. Contoh itu ditunjukkan saat Wali Kota Eri Cahyadi mengajar di SMPN 1 minggu lalu.
Sebuah kamera menyiarikan guru yang mengajar di kelas secara real time. ’’Sehingga siswa di rumah bisa mengikuti pembelajaran sama seperti di kelas,’’ terangnya.