Optimisme Ekonomi Meningkat
PEREKONOMIAN Indonesia pada tahun ini diperkirakan tumbuh lebih baik. Hal itu sejalan dengan proyeksi lembagalembaga internasional seperti World Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF). Mereka memproyeksikan pertumbuhan Indonesia berada pada kisaran 4,4–4,9 persen pada 2021 dan 4,8–6,0 persen pada 2022. Sementara itu, pemerintah Indonesia memperkirakan perekonomian nasional dapat tumbuh di kisaran 4,5–5,3 persen pada 2021.
Survei konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia pada April 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen yang optimistis terutama terhadap kondisi ekonomi nasional. Hal itu juga menunjukkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 telah berjalan baik.
Direktur Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, optimisme masyarakat tersebut tecermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) April 2021 sebesar 101,5 yang masuk ke zona optimistis (indeks >100), meningkat jika dibandingkan dengan Maret 2021 sebesar 93,4. ’’IKK April 2021 ini merupakan angka optimistis pertama kali sejak IKK masuk zona pesimistis pada April 2020,” kata Erwin.
Keyakinan konsumen terpantau membaik pada seluruh kategori tingkat pengeluaran responden, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik di seluruh kota yang disurvei (18 kota), tertinggi di
Kota Padang, diikuti Bandung dan Pangkal Pinang.
Berdasar hasil SK, peningkatan optimisme konsumen pada April 2021 didorong membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan, yaitu terhadap aspek ketersediaan lapangan kerja, ekspansi kegiatan usaha yang meningkat, dan penghasilan yang meningkat pada enam bulan yang akan datang.
Sementara itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik, didorong oleh perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai, 2021 merupakan tahun pemulihan kehidupan dan ekonomi. Momentum itu dapat digunakan untuk mendorong inovasi, terutama mengatasi masalah kesehatan dan perekonomian akibat pandemi.
’’Indonesia sedang beralih dari mengekspor barang mentah dan setengah jadi menjadi barang industri berteknologi tinggi. Untuk itu, perlu diciptakan pelaku UMKM yang tangguh,” kata Mendag.
Mendag menyampaikan akan mendorong iklim usaha yang kondusif dan membantu para pelaku usaha untuk dapat terus bekerja, terutama di tengah kondisi pandemi ini, sehingga perekonomian nasional dapat terus bergerak. ”Kita optimistis perekonomian Indonesia akan lebih baik karena memiliki sumber daya yang sangat melimpah,” tegasnya.