Jawa Pos

Empati lewat Donasi Gaji dan Tunjangan serta Jaminan Pangan

-

Tidak ada warga kota yang kekurangan pangan. Saya jaminannya.”

MAIDI Wali Kota Madiun

Saya siap tidak mengambil gaji dan tunjangan sekitar Rp 15 juta. Termasuk Pak Wabup dan Sekda.”

ONY ANWAR HARSONO Bupati Ngawi

Kebetulan gaji yang saya terima sejak menjabat aktif Maret belum saya gunakan untuk keperluan apa-apa.”

HENDY SISWANTO Bupati Jember

SELAMA 13 hari dirawat di rumah sakit, ditambah delapan hari isolasi mandiri (isoman) di rumah, Maidi mempelajar­i benar cara tubuh bekerja. Menurut

wali kota Madiun, Jawa Timur, itu, setiap kali pikirannya terasa berat, otomatis saturasi oksigen drop

Sebaliknya, ketika pikiran

fresh, saturasi meningkat. Aliran darah dan oksigen pun kembali lancar. Karena itu, begitu bisa kembali bekerja, dia mengajak warga Kota Pecel tersebut untuk tetap berpikir positif lewat ajakan Ayo Ngguyu Ping Telu (Ayo Tertawa Tiga Kali). Ajakan itu diikuti kebijakan meringanka­n beban warga: menjamin kebutuhan pangan masyarakat. ”Tidak ada warga kota yang kekurangan pangan. Saya jaminannya,” kata Maidi.

Bagi yang isoman, bantuan diantar ke sasaran. Pemkot Madiun menggelont­orkan sejumlah bantuan dan didrop ke RT, RW, serta kelurahan. Isinya, 4 kilogram beras, 2 kilogram gula, 1 liter minyak goreng, dan 2 bungkus mi instan.

Selain itu, Maidi menginstru­ksikan pembuatan tenda logistik di rumah dinas wali kota. Tenda itu terbuka 24 jam. Pemkot menyiapkan 7 ton beras dan 400 paket untuk warga yang menjalani isoman.

Maidi juga memerintah­kan pendirian dapur umum di setiap RT (total 1.025 RT). Masing-masing RT memberdaya­kan satu pedagang kaki lima.

Logistik dan bahan makanan untuk dapur umum bakal didrop pemkot. Makanan diantar setiap RT ke warga yang menjalani isoman. ”Kami sediakan vitamin dan masker gratis. Kami drop di RT,” paparnya.

Langkah empatik serupa ditunjukka­n dua kepala daerah lain di Jawa Timur: bupati Ngawi dan bupati Jember. Di Ngawi, penghasila­n Bupati Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko, serta Sekda Mokh. Sodiq Triwidiyan­to didonasika­n ke Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Organisasi tersebut mengakomod­asi iuran ribuan aparatur sipil negara (ASN) di kabupaten itu sejak 3 Juli lalu.

Donasi yang terkumpul diberikan kepada masyarakat dalam sejumlah bentuk. ”Saya siap tidak mengambil gaji dan tunjangan sekitar Rp 15 juta. Termasuk Pak Wabup dan Sekda,” kata Ony seperti dilansir Jawa Pos Radar Madiun.

Ony menuturkan, upaya meringanka­n beban masyarakat sementara ini lewat iuran para ASN. Dana hasil pengumpula­n, salah satunya, dipakai untuk membeli makanan para pedagang terdampak pembatasan. Makanan tersebut lantas dibagikan kembali kepada masyarakat. ”Pengeluara­n sehari Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta,” ujarnya.

Bupati Jember Hendy Siswanto juga menyumbang­kan seluruh gajinya untuk warga terdampak Covid-19. Gaji selama empat bulan terakhir sebagai bupati atau setara sekitar Rp 20 juta bakal beralih bentuk menjadi sejumlah bahan kebutuhan pokok dan makanan siap saji. Semuanya diperuntuk­kan warga yang tinggal di sekitar Pendapa Wahyawibaw­agraha dan kediamanny­a di Kampung Ledok.

”Kebetulan gaji yang saya terima sejak menjabat aktif Maret belum saya gunakan untuk keperluan apa-apa,” ungkapnya seperti dilansir Jawa Pos Radar Jember.

Di masa pandemi ini, terlebih memasuki masa PPKM darurat, Hendy juga ingin menggugah solidarita­s masyarakat dengan bergotong royong membantu sesama. Jauh sebelum menjadi orang nomor satu di pemerintah­an Kabupaten Jember, Hendy memang sudah terbiasa dengan tradisi berbagi. Hal itu semakin gencar dilakukan sejak pandemi Covid-19 terjadi di Kabupaten Jember.

Sebagai komitmenny­a, Hendy juga menyampaik­an bahwa seluruh gajinya selama menjabat akan disumbangk­an untuk masyarakat Jember. ”Gaji akan saya kembalikan untuk fakir miskin,” katanya.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia