Jawa Pos

Bezos Terbang Lebih Tinggi dari Branson

-

TEXAS, Jawa Pos – Mimpi pendiri Amazon Jeff Bezos akhirnya terwujud. Kemarin (20/7) dia berhasil melakukan penerbanga­n ke luar angkasa dengan roket yang dibangun salah satu perusahaan­nya.

Pria terkaya di dunia itu menjadi salah seorang awak kapsul pertama Blue Origin, perusahaan penerbanga­n angkasa, bersama tiga orang lainnya. Mereka adalah sang adik, Mark Bezos, perempuan 82 tahun Wally Funk, dan pelajar 18 tahun Oliver Daemen. ’’Di sini benar-benar gelap,’’ ungkap Funk yang pernah jadi calon astronot AS, seperti dilansir BBC.

Peluncuran roket dilakukan pukul 09.12 waktu setempat (20.12 WIB) di wilayah gurun pasir Texas bagian barat yang disebut Launch Site One. Sedikit terlambat dari jadwal awal, yaitu pukul 09.00. Meski begitu, proses peluncuran berjalan lancar.

Roket New Shepard berhasil menembus ketinggian 350 ribu kaki (100 kilometer) dalam waktu 4 menit dengan kecepatan maksimal 2.231 mil per jam alias 3.590 km per jam. Para astronot itu menikmati sensasi nol gravitasi setelah kapsul terpisah dari New Shepard. Dalam waktu 11 menit setelah peluncuran, mereka kembali dan mendarat di tengah gurun. ’’Hari ini adalah pertama dari banyak penerbanga­n New Shepard,’’ ujar Direktur Penjualan Blue Origin Ariane Cornell.

Bezos memang bukan yang pertama berhasil mendemokan wisata angkasa, setelah kunjungan sipil ke Internatio­nal Space Station (ISS) dihentikan pada 2009. Pekan lalu, taipan lainnya, Richard Branson, berhasil memperliha­tkan penerbanga­n ke tepi angkasa. Namun, kubu Bezos tak setuju jika penerbanga­n Branson yang menembus ketinggian 80 km dianggap wisata angkasa.

Blue Origin menargetka­n bisa mencapai Karman Line. Yakni, ketinggian 100 km di atas bumi yang dianggap secara internasio­nal sebagai garis angkasa. Namun, AS mengakui bahwa orang yang sudah mencapai ketinggian 80 km disebut astronot.

Bezos, 57, juga bermimpi bahwa Blue Origin bisa membangun koloni dengan gravitasi buatan di luar angkasa. Hal itu dimulai dengan membuat roket yang dapat digunakan berkali-kali.

Meski begitu, keduanya terus mendapat kritik dari aktivis lingkungan dan beberapa tokoh lainnya. Mereka menganggap Bezos dan Branson tak peka karena melakukan penerbanga­n angkasa di tengah perubahan iklim dan pandemi global. ’’Apakah ada waktu yang lebih buruk dari ini? Dua orang superkaya yang ingin melihat pemandanga­n gelap,’’ tulis Shannon Stirone di artikel Atlantic.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia