Jawa Pos

Didenda karena Menolak Berbikini

Federasi Renang Polandia Salah Tafsirkan Aturan

- VARNA, TOKYO,

– Niat mengenakan pakaian nyaman dan ”sopan” dalam Kejuaraan Olahraga Handball Pantai Eropa di Varna, Bulgaria, tim nasional (timnas) putri Norwegia malah diganjar denda. Alasannya, para personel tim itu tidak mengenakan bawahan bikini.

Denda tersebut dijatuhkan setelah timnas putri Norwegia turun dalam laga perebutan peringkat ketiga menghadapi Spanyol (19/7). Tentang aturan itu memang berlaku di setiap internasio­nal yang diselengga­rakan di bawah Federasi Handball Internatio­nal (IHF). Dalam aturan tersebut, tertulis bawahan tim putri tidak boleh lebih dari 10 sentimeter di bagian sisi tubuh.

Sebelum memulai pertanding­an tersebut, Federasi Handball Norwegia (NHF) sebenarnya sudah mengajukan permohonan resmi kepada IHF. Isinya adalah sikap keberatan para pemain mereka mengenakan bawahan bikini yang dianggap ”memalukan’.’ Namun, IHF dengan tegas menolak dan tetap mengancam bakal menjatuhka­n denda jika menolak. ”Kami menolak bertanding menggunaka­n celana dalam karena itu sungguh memalukan,” ucap kapten timnas Norwegia Katinka Haltvik dilansir

Gara-gara berkeras tetap melanggar aturan tersebut, timnas Norwegia didenda EUR 1500 (Rp 25,7 juta). Dengan perincian masing-masing dari sepuluh pemain mereka dihukum EUR 150 (Rp 2,5 Juta). Ketua Federasi Handball Norwegia (NHF) Kare Geir Lio menyebutka­n, hal terpenting yang harus diperhatik­an seharusnya adalah kenyamanan atlet. ”Memang harus ada aturan standar-standar tertentu. Namun, harus tetap ada pilihan di sana,” ucap Lio.

– Sudah bertahunta­hun berlatih. Sudah lima tahun fokus mempersiap­kan diri untuk bertarung di Olimpiade. Eh, sudah sampai Tokyo disuruh pulang lagi.

Pahit sungguh pahit. Kisah pilu itu menimpa enam perenang Polandia yang batal tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Penyebabny­a adalah kesalahan proses penilaian kualifikas­i oleh pihak ketiga. Begitu tiba di Tokyo dua hari lalu, panitia melakukan verifikasi terhadap seluruh atlet renang yang mewakili Polandia. Sungguh di luar dugaan, enam perenang dinyatakan tidak lolos kualifikas­i.

Setelah diusut, ternyata memang ada salah penafsiran aturan kualifikas­i oleh Federasi Renang Polandia (PZP). Dalam surat yang dikirimkan Federasi Renang Internasio­nal (FINA) kepada PZP, disebutkan ada 17 perenang Polandia yang berhak tampil di Tokyo. Namun, PZP malah mengira ada 23.

Presiden PZP Pawel Slominski langsung meminta maaf secara terbuka kepada atlet mereka setelah kejadian tersebut. Namun, hal itu tetap tidak bisa mengurangi rasa kesal dan kecewa enam atlet yang gagal tampil di olahraga terakbar sejagat tersebut.

Dari enam perenang yang gagal tampil itu, salah satunya adalah perenang senior Alicja Tchorz. Dia sudah pernah mewakili Polandia di Olimpiade 2012 dan 2016. Lima rekan Tchorz lainnya adalah Bartosz Piszczorow­icz, Aleksandra Polanska, Mateusz Chowaniec, Dominika Kossakowsk­a, dan Jan Holub.

’’Kami benar-benar kecewa, sedih, dan pahit terkait status kualifikas­i atlet kami di Olimpiade Tokyo,’’ ucap Slominski dilansir ’’Hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi. Reaksi, emosi, dan serangan para atlet kepada PZP juga dapat dimengerti dan dibenarkan,’’ tambah Slominski.

Slominski berjanji melakukan evaluasi besar-besaran di jajaran PZP. Itu dilakukan untuk mencari tahu kenapa kesalahan tersebut bisa terjadi. ’’Kami akan menganalis­is hingga mengetahui di titik mana kami gagal menyelesai­kan formalitas verifikasi tersebut,’’ tambahnya. ’’Yang pasti, kesalahan itu terjadi karena keinginan besar agar bisa mengirim sebanyak-banyaknya atlet ke Olimpiade,’’ tuturnya.

Tchorz menumpahka­n kekecewaan­nya panjang lebar melalui media sosial

miliknya. Perenang 28 tahun itu mengatakan, dedikasi yang dirinya berikan selama lima tahun terakhir untuk tampil di Olimpiade berantakan hanya dalam enam hari sebelum bertanding. ’’Aku sudah mengorbank­an seluruh hidupku, keluarga, dan kehidupan pribadiku untuk persiapan tampil di Olimpiade. Tapi, kini semuanya berantakan gara-gara ulah pihak ketiga yang tidak kompeten,’’ tulis Tchorz dilansir

Beberapa perenang Polandia kini memelopori gerakan menandatan­gani surat terbuka yang berisi tuntutan agar seluruh anggota PZP mundur dari jabatannya akibat kesalahan yang mereka buat tersebut. ’’Kini, renang Polandia telah mendapat ekspos besar dari publik sebagai bahan tertawaan. Dan itu akan makin mencolok saat hari pertanding­an tiba.Denganinik­amimohonke­padapresid­en PZP dan seluruh jajarannya agar segerameng­undurkandi­ri,’ tulisparaa­tlet dalamsurat­terbukater­sebut.(irr/c7/cak)

 ?? REUTERS/ISSEI KATO ?? VENUE: Tokyo Aquatics Centre, tempat sejumlah cabor akuatik di Olimpiade Tokyo 2020 bakal dipertandi­ngkan.
REUTERS/ISSEI KATO VENUE: Tokyo Aquatics Centre, tempat sejumlah cabor akuatik di Olimpiade Tokyo 2020 bakal dipertandi­ngkan.
 ?? STACY REVERE/GETTY IMAGES/AFP ?? AKAN KEMBALI: Conor McGregor ditandu ke luar oktagon lantaran engkel kirinya patah saat bertarung kontra Dustin Poirier di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, 11 Juli lalu.
STACY REVERE/GETTY IMAGES/AFP AKAN KEMBALI: Conor McGregor ditandu ke luar oktagon lantaran engkel kirinya patah saat bertarung kontra Dustin Poirier di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, 11 Juli lalu.
 ?? TWITTER ?? MELAWAN: Timnas bola tangan pantai Norwegia berfoto mengenakan celana ketat karena menolak memakai bawahan bikini.
TWITTER MELAWAN: Timnas bola tangan pantai Norwegia berfoto mengenakan celana ketat karena menolak memakai bawahan bikini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia