Ratusan Pemudik dari Luar Kota Dihalau
SURABAYA, Jawa Pos – Ratusan pengendara harus putar balik karena terkena penyekatan di pintu masuk Surabaya di depan City of Tomorrow (Cito). Aparat gabungan dari Polrestabes dan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya memang makin memperketat mobilitas orang saat Hari Raya Idul Adha kemarin (20/7).
Salah satunya Budi Waluyo yang terpaksa memutar balik Avanza miliknya kemarin siang. Di dalam mobil ada empat anggota keluarganya yang ikut serta. Warga Bangil, Pasuruan, itu hendak mengunjungi kerabatnya yang tinggal di Gubeng. Tapi, belum sampai tujuan, dia terjaring penyekatan petugas di bundaran Waru. ”Mau silaturahmi ke keluarga. Tapi nggak boleh jalan. Ya sudah, kami balik lagi,” terang pria 49 tahun tersebut.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra menjelaskan, semua pengendara yang tidak memenuhi syarat melakukan perjalanan diminta putar balik. Tidak boleh melanjutkan perjalanan ke dalam kota. ”Ini kan masih PPKM darurat. Aturannya sama, ada pembatasan mobilitas,” katanya.
Warga yang hendak mudik atau anjangsana ke rumah keluarga atau kerabat dalam rangka merayakan Idul Adha juga diminta kembali. Pengetatan mobilitas dilakukan untuk mencegah meluasnya risiko penularan Covid-19. ”Kami imbau warga tetap di rumah saja,” tutur Teddy.
Yang boleh masuk kota antara lain tenaga kesehatan serta mereka yang bekerja pada sektor kritikal dan esensial. Para pengendara yang hendak mengisi ulang oksigen di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim di Jalan Ahmad Yani juga dibolehkan melewati pos penyekatan Cito.
Selain depan Cito, pengetatan akses lalu lintas juga dilakukan di sejumlah pintu masuk perbatasan kota. Termasuk di depan Terminal Tambak Osowilangun (TOW), perbatasan Surabaya-Gresik. Di sana penyekatan dilakukan sejak pagi. Para pengendara yang datang dari arah Gresik diperiksa. Jika tidak sesuai ketentuan, mereka langsung diminta balik arah.
Kepala Dishub Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, penyekatan di kawasan perbatasan bertujuan mencegah warga luar kota masuk Surabaya. Juga menghalau masyarakat yang masih nekat mudik demi merayakan Idul Adha. ”Anjuran pemerintah adalah meminta warga diam di tempat masing-masing,” ujarnya.
Selain perbatasan, akses sejumlah jalan protokol di dalam kota juga ditutup karena menjadi kawasan physical distancing. Total ada sepuluh ruas jalan yang dilakukan penutupan. Di antaranya Jalan Raya Darmo, Jalan Tunjungan, Jalan Pemuda, dan Jalan Ahmad Yani. Empat ruas jalan tersebut ditutup 24 jam sejak PPKM darurat Jawa-Bali. Enam ruas jalan lainnya yang ditutup meliputi Jalan Gubernur Suryo, Jalan Kertajaya, Jalan Jemur Andayani,JalanIrSoekarno(MERR), JalanRayaKupangIndah,danJalan Raya Mastrip.