Salurkan Emosi Anak lewat Kegiatan Positif
SURABAYA, Jawa Pos – Kondisi pandemi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga mental. Selain orang dewasa, anak-anak juga ikut merasakan tekanan mental.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur Andriyanto menjelaskan bahwa pandemi membuat sejumlah perubahan kebiasaan berkomunikasi pada anak. Aktivitas di rumah tanpa diselingi belajar di sekolah mengakibatkan anak tidak nyaman, mudah kesal, dan marah. Apalagi jika anak tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis. Misalnya, keluarga yang mengalami masalah komunikasi akibat tekanan ekonomi dari dampak pandemi.
Akibatnya, anak sulit berperilaku baik dan patuh kepada orang tua. Sebab, ada benturan antara kebutuhan dan keinginan anak dengan batasan lingkungannya. Karena itu, dibutuhkan ketepatan komunikasi dan pendampingan orang tua. Peran sumber informasi seperti media juga penting.
Ketika anak lebih sering beraktivitas dengan gawainya, harus ada batasan. Tujuannya, anak tidak larut dalam konsumsi informasi yang tidak cocok dengan usianya. Atau, informasi dan berita palsu yang bertebaran di media sosial. ”Budaya digital sehat untuk anak itu penting sekali,” ujar Andriyanto dalam diskusi bertema Menjaga Diri, Menjaga Keluarga pada Senin (19/7).
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi anak saat pandemi adalah mendorong anak untuk bercerita. Anak dapat diarahkan untuk berkarya melalui tulisan. Tulisan itu bisa berisi curahan hati dan perasaan anak, pengalaman yang dirasakannya, atau harapan dan cita-citanya.
”Ekspektasi, kekhawatiran, atau harapan terhadap suatu hal yang terlalu tinggi justru menjadi penghalang bagi kita untuk menulis secara mengalir. Nulis itu spiritnya dengan perasaan bebas,” jelas penulis Machtumah Malayati.
Pendongeng Harris Rizki mengungkapkan, bercerita juga bisa dilakukan dengan mendongeng. Dalam mendongeng, anak tidak hanya belajar bersosialisasi dan meningkatkan rasa percaya diri. Mereka juga dapat membawakan pesan-pesan moral kepada orang lain. ”Sayangnya, ketika pandemi ini, anak kurang bertemu dengan teman dan gurunya,” kata dia. Namun, saat ini anak bisa belajar mendongeng dan menyimak dongeng secara online via media sosial.