Giatkan Identifikasi dan Perawatan Selama KRM Tutup
SURABAYA, Jawa Pos – Wisata kebun raya mangrove (KRM) saat ini masih tutup. Sepanjang penutupan tersebut, pengelola menggiatkan aktivitas identifikasi mangrove dan perawatan fasilitas. Salah satunya di KRM Gunung Anyar.
Pengelola KRM Ahmad Yani menuturkan, saat ini ada sekitar 53 jenis mangrove yang sudah diidentifikasi. Antara lain, meliputi rhizopora, sonneratia, dan avicennia. Jumlahnya diperkirakan masih akan terus bertambah karena banyak spesies yang belum teridentifikasi. ”Khususnya yang berada di area muara,” ungkapnya kemarin.
Berdasar pengamatan Jawa Pos kemarin, spesies tersebut memang digunakan sebagai bahan edukasi oleh pengelola. ”Jadi, kami taruh di pot terpisahperbibitnya.Ketikanantiwarga bisaberkunjunglagi,merekabisamelihat dan mendapat pengetahuan tentang bibit mangrove,” ungkap Yani.
Nah, selain melakukan identifikasi, perawatan mangrove dilakukan oleh pengelola. Salah satunya, pemangkasan bibit yang sudah menjulang tinggi/ tua. ”Kami juga melakukan penyiraman berkala untuk mangrove yang besar,” tambahnya.
Di beberapa bagian, petugas melakukan perbaikan fasilitas spot foto dan jogging track. ”Selama pandemi, kerjaan ini yang bisa kami lakukan. Hitung-hitung menciptakan kualitas mangrove lebih baik,” ujarnya.
Yani menilai, KRM saat ini sudah jauh lebih baik dan sangat membantu masyarakat yang berkunjung. ”Kami ingin, selain untuk rekreasi, KRM digunakan sebagai wadah edukasi masyarakat mengenal mangrove dan jenis-jenisnya,” ungkapnya.
Dia berharap, masyarakat bisa bersabar sampai adanya pengumuman lebih lanjut tentang pembukaan KRM. ”Memang setiap hari, khususnya akhir pekan sebelum ditutup, KRM selalu ramai dikunjungi wisatawan. Ada 300 orang,” tuturnya.