Nobar Kembara sambil Diskusi Perkembangan Film Jatim
Berharap Melibatkan Komunitas Seni Juga
SURABAYA, Jawa Pos – ’’Rasakan kopinya, jangan copy-kan rasanya,” kata sineas asal Malang Arief Akhmad Yani. Dia mengungkapkan pengalamannya saat membuat film. Ada juga sineas dan akademisi yang menyatakan kesannya tentang industri film Jawa Timur. Mereka mendiskusikannya sembari nonton bareng atau nobar film dokumenter Kembara. Yakni, film dokumenter tentang perkembangan seni film di Jawa Timur.
Agenda itu dilakukan secara virtual di kanal Zoom Sabtu (17/7). Sebelumnya, film Kembara diputar selama 59 menit sebagai materi diskusi. Dalam film itu terdapat rekaman video pernyataan para sineas pengamat tentang film Jawa Timur. Mulai perkembangannya, kesan saat mengerjakan film, hingga solusi dari para pengamat.
Seusai menonton film, seniman Taufik Hidayat mengawali diskusi dengan menceritakan problematika seni film di Jawa Timur. Menurut dia, riset atau penelitian perlu ditingkatkan untuk pengembangan film ke depan. Itu digunakan untuk memberikan solusi dan saran bagi sineas jika ingin membuat film. ’’Riset nanti disusun sesuai genre film yang diangkat agar lebih detail,” papar pria yang akrab disapa Taufik Monyong itu.
Kemudian, akademisi yang meneliti dunia perfilman IGAK Satrya Wibawa juga berkomentar. Dia menanggapi isu perfilman era 2000-an yang mengarah pada karakter kedaerahan. Karena itu, proses pembuatan film juga harus melibatkan komunitas seni di daerah masing-masing. Sebab, tiap daerah memiliki ciri yang khas. Misalnya, Surabaya dikenal sebagai daerah industri yang memiliki banyak pabrik.
’’Nanti lembaga-lembaga kebudayaan di kota itu bisa terlibat sekaligus diberi ruang sponsorship,” kata dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga itu.
IGAK juga memberi saran untuk dunia akademisi. Misalnya, agenda diskusi atau pertemuan film di kampus-kampus. Menurut dia, hal itu mendorong terciptanya ruang publik untuk dunia perfilman. Akan ada berbagai masukan yang tercipta untuk pengembangan seni perfilman jika hal itu bisa diwujudkan.
’’Intinya harus ada sinergi dari semua kalangan,” tandasnya.