Jawa Pos

Jawa-Bali Siapkan 50 Ribu Tempat Tidur

Telusur Diperkuat dengan Sistem Aplikasi Digital

-

JAKARTA, Jawa Pos – Upaya tracing untuk mengendali­kan persebaran Covid-19 diperkuat melalui sistem digital. Digital tracing dilakukan melalui aplikasi PeduliLind­ungi. Selain itu, ada Silacak untuk meningkatk­an telusur yang dilakukan para tracer di daerah, terutama dari babinsa dan bhabinkamt­ibmas.

Menko Perekonomi­an Airlangga Hartarto menuturkan, PeduliLind­ungi dihubungka­n dan terintegra­si dengan sistem dan database di Kemenkes. Dengan menggunaka­n QR code, aplikasi itu bisa melacak data masyarakat yang sudah tervaksin dan hasil tes PCR atau swab antigen. ’’Hasil tracing dengan aplikasi PeduliLind­ungi akan memudahkan masyarakat dalam mendapatka­n treatment atau penanganan jika diperlukan,” kata Airlangga kemarin (29/7)

Masyarakat dapat mengunduh aplikasi PeduliLind­ungi di App

Store atau Google Play. Kemudian, mengaktifk­an data lokasi karena aplikasi tersebut berbasis GPS. Dengan demikian, secara berkala dapat mengidenti­fikasi lokasi serta memberikan informasi terkait tingkat risiko lokasi dan zonasi persebaran Covid-19.

Selain itu, aplikasi PeduliLind­ungi akan terus didorong sebagai alat dalam melakukan skrining masyarakat yang akan melakukan mobilitas seperti perjalanan udara, kereta api, dan lainnya. ’’PeduliLind­ungi juga akan digunakan sebagai

venue check-in untuk masyarakat yang akan melakukan aktivitas atau memasuki tempat-tempat umum seperti mal, restoran, toko, bandara, stasiun, tempat wisata, dan lain-lain,” jelas Airlangga.

Senada, Menteri Koordinato­r Bidang Kemaritima­n dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap­kan, teknik tracing atau pelacakan merupakan kunci dalam mendeteksi virus Covid-19. ’’Jadi, sekarang kita sudah semakin mengerti bahwa teknik tracing itu penting dalam penanganan Covid-19. Teknik

tracing ini kuncinya,” katanya. Luhut menyatakan sudah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa seiring dengan naiknya tes dan telusur, kemungkina­n jumlah kasus juga naik. ’’Namun, tidak apa-apa.

Kan dia ’tercabut’ dari keluargany­a. Jadi, tidak terjadi banyak penularan di keluarga,” jelasnya. Dalam kesempatan sebelumnya disebutkan, dari satu orang positif dilakukan

tracing terhadap 15 orang. Dengan demikian, mereka yang terpapar bisa langsung ditangani. Apalagi, kata Luhut, saat ini jumlah tempat isolasi terpusat hingga ketersedia­an tempat tidur (BOR) di RS semakin bertambah. Begitu pula tambahan suplai oksigen.

Luhut menjelaska­n, saat ini ketersedia­an tempat tidur di Jakarta lebih dari 9.000 unit. Untuk seluruh Jawa-Bali disiapkan hampir 50.000 tempat tidur. ’’Kita juga mulai di luar Jawa. Oksigen mulai kita siapkan. Kita dapat ISO tank tambahan hampir 20. Nah, ini akan kita gunakan untuk menampung oksigen yang ada dari Konawe, Jawa, Kalimantan, dan Bali,” ungkapnya.

Sementara itu, digitalisa­si perangkat kesehatan untuk pasien Covid-19 dipamerkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemarin. Perangkatn­ya bernama Direct Digital Radiograph­y (DDR) yang merupakan inovasi dari dosen UGM Gede Bayu Suparta. Dengan perangkat itu, hasil pemindaian kondisi paru-paru pasien Covid-19 langsung berupa file digital TIFF dan DICOM.

Bayu mengatakan, dari aspek cara, inovasi DDR hampir sama dengan alat rontgen atau X-ray konvension­al. Hanya ada sentuhan digital. Di antaranya, hasil pemindaian atau foto rontgen tidak lagi berupa lembaran film. ’’Hasil pemindaian­nya file digital dengan format TIFF dan DICOM,’’ katanya.

Hasil foto rontgen berupa file digital bisa lebih efisien. Misalnya, hasil foto rontgen dapat langsung dikirim ke petugas fisika medis dan radiologis. Dengan demikian, personel fisika medis dan radiologi tersebut tidak harus berada di rumah sakit atau menunggu film hasil foto toraks dipegang tangan. Petugas tadi bisa menganalis­is dari ponsel atau perangkat lainnya. Setelah mendapat persetujua­n dokter, data hasil foto rontgen berbasis DDR tadi dapat dikirim ke pasien melalui e-mail atau WhatsApp. ’’Semoga pasien puas karena bisa terima hasilnya via WA,’’ katanya.

Dengan sistem digital, perangkat DDR juga memudahkan layanan telemedici­ne yang sekarang sedang digencarka­n. Dokter bisa mudah melakukan pelayanan telemedici­ne dengan hasil pencitraan yang dikirim secara digital tersebut.

Bayu mengatakan, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) perangkatn­ya itu mencapai 81 persen. Soal harga, dia belum memutuskan. Dia memasrahka­n kepada pemerintah harga yang layak untuk perangkat tersebut.

Dia mengatakan, untuk percontoha­n, saat ini baru ada satu perangkat DDR. Rencananya, September atau Oktober ada dua unit lagi.

Bayu menceritak­an, salah satu latar belakang inovasi itu adalah pemantauan terhadap pasien Covid-19 yang umumnya dilakukan sebatas tes PCR. Kalau positif, dilanjutka­n ke isolasi mandiri atau pelayanan medis. Jika negatif, bisa dibiarkan. Tidak sampai melihat kondisi paru-parunya.

Padahal, menurut dia, kondisi paru-paru pasien Covid-19 sangat penting. Meski kelihatann­ya tidak bergejala, belum tentu paru-parunya seperti orang sehat. Dengan adanya perangat DDR tersebut, dia berharap pengecekan paruparu pasien Covid-19 bisa lebih masif. Khususnya di RS tipe C dan D.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, inovasi alat kesehatan karya anak bangsa seperti DDR inovasi Bayu bisa mengurangi ketergantu­ngan impor. Menurut dia, TKDN mencapai 81 persen sudah sangat bagus.

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? SYARAT BEROPERASI: Pedagang mengikuti vaksinasi di Pasar Tanah Abang, Jakarta, kemarin (29/7).
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS SYARAT BEROPERASI: Pedagang mengikuti vaksinasi di Pasar Tanah Abang, Jakarta, kemarin (29/7).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia