BOR dan Positivity Rate Mulai Turun
SURABAYA, Jawa Pos – Tingkat keterisian kamar di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) perlahan turun. BOR rumah sakit di Surabaya sempat mencapai 100 persen. Pengoperasian RS darurat di Lapangan Tembak dan GOR Indoor Gelora Bung Tomo bisa membantu pengurangan BOR tersebut.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, saat ini BOR turun. Persentasenya mencapai 85 persen. ’’Alhamdulillah sudah berkurang,’’ ujarnya. Penurunan BOR itu disebabkan beroperasinya dua RS darurat yang menampung pasien rumah sakit yang tidak lagi kritis. Yang hampir sembuh dipindahkan sehingga mengurangi kepadatan rumah sakit.
Tingkat penularan alias positivity rate juga turun perlahan. Semula lebih dari 30 persen. Hingga kemarin persentasenya berkisar 29 persen. Upaya menekan penularan terus dilakukan. Salah satunya mendirikan rumah sehat yang saat ini berjumlah 140 unit. Ketika dalam satu keluarga terdapat satu orang yang positif, orang itu dipindahkan ke tempat pemulihan. ”Diberikan vitamin, obat-obatan, serta pendampingan dokter,’’ jelasnya.
Memang, capaian itu belum signifikan. Namun, pemkot tidak patah arang. ’’Apa pun saya lakukan agar Surabaya cepat membaik,’’ ujar Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Febria Rachmanita menuturkan, jumlah pasien di RS GOR Indoor GBT masih sedikit. Dari kapasitas 200 bed, baru terisi 20 pasien hingga kemarin. ’’Gejala ringan dan sedang,’’ jelasnya.
Berbeda halnya dengan RSLT. Faskes di Kedung Cowek itu terisi penuh oleh pasien. Jumlahnya berkisar 200 warga yang menjalani perawatan.
Feny, sapaan akrab Febria Rachmanita, mengatakan bahwa saat ini banyak muncul klaster keluarga. Persentasenya mencapai 80 persen. ’’Harapan kami, warga bisa melakukan perawatan di rumah sehat,’’ paparnya.