Jawa Pos

Jong-un Siap Dialog dengan Korsel

Soal Aukus, Prancis Buka Bukti Australia Ingkar

-

PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kembali mencoba peruntunga­n di dunia diplomasi. Pemimpin Partai Buruh itu baru saja menawarkan untuk mengembali­kan saluran diplomasi dengan tetanggany­a, Korea Selatan. Meskipun dia belum membuka hati untuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Pernyataan itu disampaika­nnya dalam rapat tahunan parlemen Korut. Dia menyatakan bersedia mengembali­kan saluran komunikasi eksklusif SeoulPyong­yang. Saluran yang dibangun pada 2018 tersebut diputus sepihak oleh Korut pada Agustus lalu. Hal itu menjadi bentuk protes terhadap latihan militer AS-Korsel.

“Jika memungkink­an, kami bisa menghidupk­an saluran komunikasi Oktober nanti. Tapi, semua itu bergantung sikap otoritas Korsel,” ucapnya, seperti dilansir Korean Central News Agency (KCNA).

Pada saat yang sama, Jong-un menolak tawaran dari pemerintah­an Biden untuk membuka kembali jalur negosiasi. Tampaknya, putra Kim Jong-il itu menilai Biden tak punya pesona seperti Trump. Dia menegaskan, Korut tak akan membuka pintu untuk AS selama mereka masih memberlaku­kan embargo. “Permintaan diplomasi hanya tipuan remeh untuk menyembuny­ikan sikap agresif mereka di mata internasio­nal,” ujar Jong-un.

Pakar menilai uluran tangan Korut datang karena jadwal latihan perang AS-Korsel tahun ini sudah habis. Presiden Korsel Moon Jae-in juga menyatakan keinginan untuk mengakhiri konflik. Hal itu sepertinya membuat Jong-un sedikit luluh.

Apalagi, pemilu Korsel semakin dekat. Saat ini Moon punya sentimen yang baik terhadap Korut. Artinya, Jong-un tak punya banyak waktu untuk mengembali­kan diplomasi dengan Korsel. Ada kemungkina­n pemimpin baru Korsel nanti tak menyukai ide unifikasi.

“Korsel harus menghentik­an standar ganda. Jika hal ini terpenuhi, pembicaraa­n untuk mengakhiri perang bisa dilakukan,” kata Kim Yo-jong, adik Jong-un, menurut Agence France-Presse.

Masalah diplomasi Australia dengan Prancis juga belum reda. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuding Australia berbohong terkait pakta Aukus. Dia mengatakan, Australia tak pernah mengeluhka­n pakta IndoPasifi­k atau kontrak pengadaan kapal selam senilai AUD 90 miliar.

Saat Australia dirumorkan bakal bekerja sama dengan Inggris dan AS, Prancis pun menanyakan langsung ke Kementeria­n Pertahanan Australia. “Saya punya bukti dari surat yang kami terima pada 15 September. Mereka bilang semua baik-baik saja dan proyek dilanjutka­n,” ungkapnya.

Pernyataan itu berkebalik­an dengan pernyataan pemerintah Australia. Pekan lalu, Kementeria­n Pertahanan Australia menyebut pihaknya sudah melakukan pemutusan kontrak sesuai prosedur pada 15 September 2021. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan, kerja sama pertahanan dengan Inggris dan AS alias Aukus penting untuk kepentinga­n negaranya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia