Program Panca Rembug untuk Pelaku Seni di Jatim
SURABAYA – Pergelaran Biennale Jatim IX (BJIX) sampai pada puncaknya pada akhir tahun ini. Tepatnya pada 19 November–19 Desember. Program itu berdurasi tujuh bulan sejak Juni 2021 hingga Januari 2022. Dengan tajuk Menimbang Solidaritas, Merayakan Kolektivitas, mereka ingin kehidupan berkesenian di Jatim lebih apik lagi. Salah satunya menghadirkan berbagai program yang diberi nama Panca Rembug selama BJIX.
Direktur Artistik BJIX Benny Widyo menjelaskan, di rembukan pertama, ada Rembug Legi atau kuratorial. Di rembukan tersebut, program kelas yang dihadirkan bertujuan mendorong kerja-kerja kuratorial dalam berkesenian. ”Jadi, di sini lebih membahas pengetahuan mengenai kerja kurator dan siasat untuk menjadi kurator,” terangnya.
Selanjutnya, ada Rembug Kliwon atau manajerial yang berfokus pada pengelolaan kolektif, proyek seni, dan inisiasi kegiatan. ”Lewat rembuk yang satu ini, kami ingin memberikan dukungan dan kiat-kiat yang tepat dalam menggelar kegiatan seni budaya hingga pengelolaannya,” jelasnya.
Setelah Rembug Kliwon, dilanjutkan dengan Rembug Pon atau publikasi. Di rembukan yang satu itu, Benny mengungkapkan bahwa diberikan pelajaran dasar tentang konten. Selain itu, ada cara pemetaan audiens hingga mengomunikasikan kegiatan kepada masyarakat, baik secara daring maupun luring. Kemudian, Rembug Wage membahas khusus Biennale Jatim ini. ”Di sini kami telah ngobrol dan berdiskusi banyak soal kegiatan tahun ini dan proyeksinya untuk Biennale Jatim ke depan serta seni rupa di Jatim,” ujarnya.
Dan, yang terakhir, ada Rembug Pahing atau residensi. Lewat rembukan yang kelima ini, fokusnya lebih spesifik lagi. Yakni, mempelajari cara memetakan peristiwa atau tradisi guyub rembuk di ruang atau kampung.
Lewat program Panca Rembug, Benny berharap dapat membantu membangun ekosistem seni budaya di Jatim. ”Ilmuilmu yang sudah dibagi pun kami harapkan bisa diterapkan. Kegiatan berkesenian di Jatim ini dapat lebih inklusif dan aktif. Baik lintas usia maupun gender. Jadi, semua pelaku seni di Jatim nanti bisa setara dan imbang,” tuturnya.