Setren Kali Dijadikan Taman Plus Area Wisata
Warga RW 2, Kelurahan Kebonsari, berkomitmen menata lingkungannya. Mereka menyulap bantaran sungai kumuh jadi Kampung Ecoriparian yang tertata dan mendatangkan pengunjung.
DUA gazebo di taman RW 2, Kelurahan Kebonsari, jadi jujukan pengunjung. Setiap hari bukan hanya satu atau dua orang yang menyinggahi tempat nongkrong dari bambu tersebut. Banyak anak muda yang datang untuk selfie dan bercengkerama.
Meski berada di bantaran sungai, kawasan Kampung Ecoriparian memang cukup strategis untuk kongko. Bukan hanya sejuk. Aneka permainan serta warna-warni pot dan mural membuat pengunjung kerasan.
’’Sebenarnya, pembangunan kampung ini belum tuntas. Terbentur pendanaan,’’ kata Ketua RW 2, Kelurahan Kebonsari, Tardiyo. Pria 65 tahun itu menyebutkan, masih ada sejumlah sarana yang akan dibuat di area taman. Salah satunya, flying fox yang melintas di atas sungai.
Tardiyo menjelaskan bahwa titik pembangunan wahana permainan sudah ditentukan. Desainnya juga sudah dibuat. ’’Lagi-lagi, masalahnya di anggaran. Kami masih berkoordinasi dengan instansi untuk pendanaan,’’ tambah Tardiyo.
Dia menyebutkan bahwa keberadaan Kampung Ecoriparian tak ujug-ujug muncul. Sebelumnya, kawasan bantaran sungai kerap disorot karena kumuh. Banyak bangunan liar yang berdiri di sempadan sungai.
Kondisi tersebut mendapat perhatian dari perangkat kecamatan. Muncul Gerakan Balik Kanan (Geblak) yang memfokuskan penataan sungai. ’’Ini dibantu CSR Pertamina,’’ tutur Tardiyo. Menurut dia, upaya membentuk Kampung Ecoriparian dilakukan secara bertahap. Program tersebut didahului dengan penertiban bangunan liar di bantaran sungai.
Ada belasan bangunan yang dirobohkan. Bekas area bangunan lantas ditata dan diuruk. Lahan diubah jadi jalan dan taman dengan beraneka tumbuhan. ’’Sekarang mau jalan-jalan di pinggir sungai enak. Pemandangannya juga bagus,’’ kata Tardiyo. Menurut dia, kawasan bantaran sungai memiliki potensi besar di bidang pariwisata. Kondisi sungai mendukung untuk dibuat wisata air. Kanan-kiri saluran saat ini juga sudah bersih.
Menurut Tardiyo, masyarakat ingin kawasan Kampung Ecoriparian tidak sekadar jadi taman. Penataan terus dilakukan. Selain membuat gazebo, warga merancang dermaga dan perahu tambang untuk wisata. Sebelum pandemi, perahu dimanfaatkan banyak pengunjung. Cukup banyak yang datang ke lokasi wisata. Mereka menyusuri sungai sambil berfoto dan melihat pemandangan.
Untuk menarik wisatawan, berbagai upaya dilakukan masyarakat RW 2. Tidak hanya membuat berbagai hiasan, warga juga mengecat seluruh bangunan dan dermaga dengan beragam warna. Varian warna itu memperkuat kesan artistik kawasan setren kali.
’’Yang perlu diketahui lagi, perahu asli buatan masyarakat. Kami merancangnya sendiri,’’ jelas Tardiyo. Menurut dia, kawasan Kampung Ecoriparian sebenarnya tidak saja dibuat untuk keindahan. Ada harapan jika ke depannya wisata bisa mendorong perkembangan UMKM setempat.
Keinginan itu sebenarnya sudah terlaksana. Saat ramai dulu, banyak warga yang beralih profesi jadi pedagang dan berjualan di taman. ’’Karena pandemi, kondisinya jadi sepi. Kami akan adakan rapat untuk menghidupkan taman lagi,’’ ujar Tardiyo.