Sinergi Antardinas untuk Bangkitkan Ekonomi
SURABAYA – Tidak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Karena itu, langkah pemulihan ekonomi harus dilakukan agar kerugian tidak semakin besar. Berbagai langkah untuk kembali meningkatkan daya masyarakat terus dilakukan. Salah satunya melalui inovasi yang dilakukan berbagai unsur pemerintahan.
Masing-masing dinas memiliki peran dalam pemulihan ekonomi. Program kerja digeber, terutama yang berkaitan dengan masyarakat. Harapannya, masyarakat mampu bertahan melewati pandemi.
Misalnya, inovasi yang dilakukan dinas perdagangan (disdag). Mereka memfasilitasi usaha kecil dan menengah (UKM) supaya mampu menjangkau pasar yang lebih luas. UKM tersebut masuk ke sistem market online yang diprakarsai disdag.
Aplikasi tersebut bernama e-Peken. Semacam marketplace yang menaungi seluruh pedagang dan toko kelontong Surabaya. Cara kerjanya gampang, pembeli tinggal mencari toko terdekat di daerah tempat tinggalnya. Lalu, pembeli memilih barang yang hendak dibeli.
”Aplikasi ini memang wadah bagi para pelaku usaha. Nantinya bukan hanya kerajinan, makanan, dan minuman. Barang-barang pokok pun akan masuk ke sana,” ujar Kepala Disdag Wiwiek Widyawati.
Upaya pemulihan ekonomi semakin lengkap dengan adanya kewajiban ASN Pemkot Surabaya belanja lewat e-Peken. Cara tersebut secara tidak langsung mampu menyokong toko kelontong itu hidup.
Dinas koperasi dan UMKM pun turut mengupayakan pemulihan ekonomi. Misalnya, menghidupkan lagi sentra wisata kuliner (SWK) yang sempat ditinggalkan pedagang karena sepi. Pedagang yang sebelumnya vakum kini kembali aktif.
”Saat pandemi mencapai puncaknya, banyak yang memilih pulang ke desa dulu. Nah, sekarang kami panggil lagi mereka karena kondisi Surabaya lambat laun kembali membaik. Daya beli masyarakat juga semakin kuat,” terang Kepala Dinkop Surabaya Widodo Suryantoro.
Program promosi pun digaungkan dengan menggandeng influencer lokal. Promosi lewat digital dianggap ampuh untuk menyebarluaskan informasi ke masyarakat. Dengan harapan pembeli yang datang semakin banyak.
”Apalagi, sekarang ada kelonggaran jam buka hingga tengah malam. Lalu, kami tetap usulkan UKM ini untuk masuk program bantuan dari pemerintah pusat. Sekarang bantuan itu sudah masuk ke tahap IV,” terangnya.
Di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya, OPD tersebut memfasilitasi bagi warga Surabaya yang sedang mencari kerja. Penyediaan lapangan kerja tersebut dilakukan dengan menjembatani perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Pendataan dilakukan melalui penerbitan kartu pencari kerja atau AK-1.
”Kami sediakan informasi terkait lapangan kerja melalui website disnaker. Lalu, bursa kerja online juga digelar dengan prioritas pengambilan tenaga kerja berasal dari warga Surabaya,” ujar Kepala Disnaker Surabaya Ahmad Zaini.
Ada juga pelatihan untuk mengembangkan soft skill dan hard skill pencari kerja. Tahun ini memang tidak ada, tapi untuk 2022 sudah dianggarkan lagi untuk pelatihan itu.
”Saat ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan dinas komunikasi dan informatika (diskominfo) untuk pembuatan aplikasi. Nanti, melalui aplikasi tersebut memberikan fasilitas bagi perusahaan untuk mencari pekerja. Ini masih kami matangkan,” ujar Zaini.
Upaya pemulihan turut dilakukan hingga level kecamatan dan kelurahan. Misalnya, yang ada di Kecamatan Sukolilo. Wilayah itu konsisten membantu usaha kecil untuk kembali bangkit.
Di halaman kantor Kecamatan Sukolilo saat ini tersedia lapak khusus bagi pelaku usaha kecil yang menjadi binaan Kecamatan Sukolilo. Tempat yang diberi nama Teras UMKM saban hari menjadi lokasi pelaku usaha memajang produk. Mulai makanan, minuman, hingga kerajinan.
Camat Sukolilo Amalia Kurniawati menjelaskan, itu merupakan jawaban dari kegelisahan para pelaku usaha. Mereka merasakan pandemi memukul jalannya roda usaha. Dengan adanya inovasi tersebut, diharapkan dapat membantu mereka untuk bangkit lagi.
”Total, ada 31 UMKM yang sekarang mengisi teras UMKM. Namun, tidak langsung sekaligus. Kami meminta dalam satu pekan hari kerja dibagi oleh mereka. Jadi, semua UMKM itu kebagian untuk memasarkan produknya di sana,” katanya.
Banyak program OPD yang menyasar usaha kecil.
- Sektor ini dianggap paling rentan. Usaha kecil merupakan tumpuan ekonomi dari bawah. Bantuan untuk usaha kecil beragam, mulai pemasaran hingga permodalan.
Usaha kecil yang tahan banting diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat.