Jangan Sampai Prestasi Jadi Korban
BONUS bagi atlet yang berprestasi kembali menjadi sorotan. Guyuran Rp 10 miliar kepada tim Piala Thomas Indonesia ternyata bukan khusus buat mereka yang telah menjadi pahlawan olahraga tersebut. Bonus itu juga dipakai untuk pembinaan. Itulah yang membuat beberapa anggota tim Piala Thomas Indonesia mengeluarkan komentar.
Memang berbeda dengan biasanya. Bonus diberikan khusus untuk mereka yang telah berprestasi dan mengharumkan nama bangsa dan negara. Tentu bonus yang didapat akan diberikan kepada mereka dan juga anggota tim. Apalagi, perjuangan heroik sudah ditunjukkan tim Piala Thomas Indonesia di ajang yang dilaksanakan di Denmark tersebut.
Sempat diragukan di awal dan harus susah payah lolos dari penyisihan grup, Hendra Setiawan dkk mampu menunjukkan mental juara. Malaysia dikalahkan di perempat final, Denmark dilibas di semifinal, dan puncaknya, Tiongkok dipermalukan di babak perebutan juara.
Sebuah prestasi yang sudah sangat lama tak dirasakan Indonesia. Kali terakhir lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di ajang Piala Thomas 2002 di Guangzhou, Tiongkok. Jadi, pemberian bonus yang bisa dikatakan besar tersebut sangat wajar. Apalagi, nominalnya per orang tak jauh berbeda dengan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar 2021.
Bukan menganggap pebulu tangkis yang berkomentar itu mata duitan. Uang membuat mereka lupa akan nasionalisme, bukan. Hanya, jika dari awal dan sebelumnya sudah terjadi kesepakatan dan pembicaraan, masalah tersebut tak akan terjadi.
PP PBSI juga punya pertimbangan tersendiri. Membina atlet juga tak mudah. Butuh biaya yang tidak sedikit. Apalagi untuk mencetak pebulu tangkis berprestasi, habisnya bukan lagi puluhan juta, bisa menembus ratusan juta rupiah. Ajang turnamen di luar negeri yang diikuti untuk mendapatkan poin dan pengalaman menguras kantong PP PBSI.
Namun, sekali lagi, dari awal tak ada pembicaraan akan bonus bagi pahlawanpahlawan Piala Thomas itu. Jika ada pembicaraan dari awal dan semua saling memahami, masalah yang sampai mencuat di media massa tersebut bisa ditahan.
Hanya, kita berharap bonus Rp 10 miliar itu tidak menimbulkan konflik berkepanjangan. Prestasi bulu tangkis Indonesia jangan sampai redup. Sebab, olahraga ini masih dianggap yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara.
Apresiasi bagi perjuangan atlet penting, tapi pembinaan juga tak kalah utama. Semoga kejadian soal bonus ini tidak terulang. Semua pihak bisa berpikir jernih dan memberikan manfaat bagi semua.