Tambah Transportasi dan Kantong Parkir
Usulan Komisi C DPRD agar AlunAlun Surabaya Jadi Jujukan Wisatawan
SURABAYA – Selepas AlunAlun Surabaya dibuka, wajah metropolis kian semarak. Landmark baru itu menjadi ruang kumpul baru bagi warga untuk melepas penat. Dewan menilai tetenger kota tersebut memiliki potensi menjadi wahana wisata baru. Mampu menyedot pengunjung jika dikelola dengan optimal.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati menyampaikan, AlunAlun Surabaya sangat strategis. Bangunan yang berada di sebelah gedung dewan itu berdekatan dengan tiga tempat wisata lain. Yaitu, Monumen Kapal Selam (Monkasel), Jalan Tunjungan, serta Wisata Air Taman Prestasi. ”Jika dioptimalkan, potensinya sangat luar biasa,” terangnya.
Untuk mendatangkan pengunjung, pemkot diminta menyediakan sejumlah fasilitas tambahan. Salah satunya di sektor angkutan. Transportasi publik harus terintegrasi. Menyentuh ruterute tempat wisata tersebut. ”Pemkot bisa menggunakan Suroboyo Bus atau Trans Semanggi,” ujarnya.
Pemkot juga perlu menyediakan bus yang berangkat dari bandara. Surabaya bisa mencontoh Kota Medan dan Jakarta. Dua wilayah itu menyediakan transportasi khusus yang membawa penumpang dari bandara ke pusat kota. Aning menilai pemkot sebetulnya bisa merealisasikan transportasi terintegrasi tersebut.
Pendapat lain diutarakan anggota Komisi C DPRD Surabaya Elok Cahyani. Dia menuturkan, ada beberapa fasilitas yang perlu ditambahkan di kawasan AlunAlun Surabaya. Salah satunya untuk menunjang kegiatan anak muda. Misalnya, olahraga. Sejauh ini, pemkot baru menyediakan skate park di basemen alunalun. ”Fasilitas bagi penyandang disabilitas juga wajib disediakan,” terangnya.
Penambahan kantong parkir diusulkan Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono. Sejak dibuka, kapasitas parkir basemen gedung itu tak mampu menampung kendaraan. ”Alhasil, mobilmobil itu parkir di depan DPRD. Seperti ada rapat paripurna, penuh sekali mobil,” terangnya.
Politikus PDIP tersebut menyarankan kendaraan diarahkan menuju tepi Kalimas. Di tempat itu ada titik parkir.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Susandi Ismawan mengatakan, rencananya dishub menyediakan kantong parkir di beberapa lokasi. Antara lain, Plaza Surabaya, Sedap Malam, tepi Kalimas, dan Taman Apsari. Dia mengakui, area parkir alunalun di basemen tidak mampu menampung kendaraan pengunjung. Terutama saat hari libur. Jumlahnya membeludak. ”Kapasitas parkir basemen itu, 45 mobil dan 215 motor,” tuturnya.
Selama pandemi, ada enam kali keluar surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Yakni, dari menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi; menteri agama; menteri kesehatan; dan menteri dalam negeri. Yang terakhir pada 3 Januari lalu. SKB empat menteri itu mengatur pembelajaran tatap muka (PTM). Di dalam SKB yang baru tersebut, orang tua tidak lagi memiliki pilihan. Anaknya wajib berangkat ke sekolah untuk belajar di sekolah. Berbeda halnya dengan SKB yang dikeluarkan pada tahun lalu. Orang tua masih mempunyai pilihan, anaknya bisa belajar di rumah jika tidak diizinkan ke sekolah. Catatannya untuk sekolah, perlu pendekatan lebih dalam lagi kepada siswa dan wali siswa. Sekolah harus meyakinkan wali murid bahwa sekolah telah matang untuk PTM. Keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas sekolah. Bisa jadi, wali murid tidak mengizinkan itu karena khawatir bagaimana keselamatan dan kesehatan anakanak.
Apakah infrastruktur di sekolah