Jawa Pos

MKKS: Sekolah Siap PTM 100 Persen

Sambungan dari

-

Siswa bisa masuk secara penuh denganteta­pmenerapka­nprotokol kesehatany­angketat.”Semuaaspek sudah siap. Baik sarana maupun prasarana dan kesiapan warga sekolah,’ kataErwink­emarin(4/1).

Menurut dia, sekolahsek­olah telah melakukan persiapan yang panjang. Selama ini sekolah juga sudah punya pengalaman menggelar PTM terbatas dengan kapasitas 25 persen. Itu menjadi modal untuk menggelar PTM berkapasit­as penuh. ”PTM terbatas berjalan sangat baik. Buktinya, tidak ada temuan klaster sekolah,’’ ujarnya.

Erwin memastikan syarat vaksinasi di sekolah juga sudah terpenuhi. Di antaranya, lebih dari 80 persen pendidik dan tenaga kependidik­an (PTK) sudah divaksin dosis lengkap. ”Tapi secara teknis, kita menunggu instruksi dari dinas (Dinas Pendidikan Surabaya, Red),’’ imbuhnya.

Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Banu Atmoko mengatakan, semua sekolah pasti sudah menyiapkan peralatan prokes.

hal 13

Itu adalah standar pembelajar­an di masa pandemi. Karena itu, dia optimistis lingkungan sekolah cukup steril dan kondusif.

Terkait kekhawatir­an potensi penularan Covid19 di sekolah, menurut dia, semua sekolah berbenah sejak pandemi Covid19 melanda. Selain menyiapkan alat prokes, kata Banu, para guru di sekolah tidak akan tinggal diam ketika melihat siswa melakukan kegiatanke­giatan yang rentan menimbulka­n penularan Covid19. Misalnya, berbincang satu sama lain tanpa mengenakan masker.

Berkumpul lebih dari lima orang tanpa menjaga jarak sehingga membentuk kerumunan yang rentan menimbulka­n sentuhan fisik. ’’Pasti kami tidak akan tinggal diam. Apalagi di sekolah sudah ada satgas internal,’’ paparnya.

Kepala SMPN 3 Surabaya Sukarjo mengatakan, persiapan maksimal telah dilakukan. Berbagai hal teknis disiapkan. Ketika siswa sampai di sekolah contohnya. Yang bersangkut­an tidak langsung masuk ke area sekolah. Suhu tubuhnya dicek dulu. Setelah dianggap normal, siswa baru bisa masuk kelas. Tapi jika suhu tubuhnya tidak normal, sekolah akan berkoordin­asi dengan puskesmas terdekat untuk melakukan pemeriksaa­n. Apakah anak ini sakit atau tidak. ’’Kita sudah kerja sama dengan puskesmas,’’ jelas Sukarjo.

Kerja sama dengan puskesmas juga menyangkut tes swab. Setiap siswa akan dites swab secara rutin. Yaitu, setiap dua minggu. Tujuannya, memastikan anakanak sehat dan tanpa potensi penularan Covid19. ”Lebih ketat dari standar yang ada saat ini,’’ ujarnya.

Prokes akan dijaga dengan disiplin. Ketika siswa ke toilet, misalnya, harus ada petugas yang mengantar.

Sekolah juga mengatur secara teknis saat siswa pulang. Setiap siswa akan dipanggil melalui pengeras suara jika orang tua atau pihak penjemput sudah tiba di sekolah. Begitu seterusnya. Penjemput diupayakan oleh orang tua atau kerabat siswa sehingga proses tracing menjadi mudah. ”Dengan upayaupaya ini, kita sangat siap dengan rencana PTM 100 persen,’’ imbuh Sukarjo.

Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendukung upaya pemerintah untuk menggelar PTM terbatas. Pertimbang­annya, proses pendidikan anak usia sekolah sangat penting.

Namun terkait PTM berkapasit­as 100 persen, IDAI memberikan sejumlah rekomendas­i.

Ketua IDAI Jatim dr Sjamsul Arief MARS SpA(K) menyampaik­an, guru dan petugas sekolah harus sudah divaksin 100 persen. Itu juga berlaku untuk siswa. Semua anak yang ikut PTM diharuskan mendapatka­n imunisasi lengkap sebanyak dua kali dan tanpa komorbid. ”Ini untuk siswa usia 12 sampai 18 tahun,’’ jelasnya.

Semua warga sekolah wajib mematuhi prokes. Di antaranya, penggunaan masker wajib untuk semua orang yang berada di lingkungan sekolah. Tanpa kecuali.(mar/c6/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia