Soroti Kehidupan Difabel Tuli lewat Dokumenter
SURABAYA – Lima mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra, yakni Thomas Lesmono, Chellent Karunia, Putri Kurnia, Sisilia, dan Nicholas Abdiel, menyatukan ide serta gagasan kreatif dalam bentuk film dokumenter biografi. Yakni, film yang diberi judul Life of Silence (LOS) dengan durasi 25 menit. Film tersebut terbilang istimewa dilihat dari segi tokoh serta karakter yang dituangkan.
Tokoh utamanya adalah Maulana Aditya, seorang pemuda aktivis tuli asal Kota Pasuruan. ”Film itu merupakan project akhir semester dari mata kuliah film dokumenter. Beberapa waktu lalu, Thomas dan kelompoknya sudah memublikasikan film tersebut kepada khalayak. Diskusi dan segala masukan diharapkan semakin menyempurnakan produk komunikasi yang dihasilkan Thomas dan kawankawan ini,” terang Daniel Budiana selaku dosen. Potret yang diambil adalah kehidupan seharihari Aditya dalam menjalankan aktivitas kesehariannya, mulai berbisnis hingga bersosialisasi. Bahkan, pergumulannya sebagai kaum difabel di Indonesia. Kelompok mahasiswa angkatan 2019 itu pun melakukan serangkaian observasi terlebih dahulu. Dalam bentuk observasional sekaligus wawancara. ”Kami membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk memproduksi film LOS,” jelas tambah Putri. Beberapa pernyataan yang disampaikan dalam film LOS menggunakan bahasa isyarat.
Hal itu membuat beberapa scene penting direkam dengan menggunakan kamera statis. Agar dapat fokus pada narasumber yang sedang bercerita. Sementara itu, Thomas yang berperan sebagai sutradara mengungkapkan harapannya terhadap hadirnya film LOS. Yakni, agar masyarakat luas bisa semakin menghargai keberadaan teman tuli.
Akademisi sekaligus pengurus komunitas film Montase Jogjakarta Agustinus Dwi Nugroho yang berpengalaman dalam memproduksi film dokumenter dan film fiksi serta rajin mengikuti beberapa festival di dalam maupun luar negeri pun mengapresiasi LOS sebagai karya anak muda yang sarat pesan dan kasih sayang.