AS Catat Rekor 1 Juta Kasus
Hongkong Larang 8 Negara Masuk
WASHINGTON DC – Amerika Serikat memecahkan rekor penularan harian. Berdasar data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, Senin (3/1) ada 1.082.549 laporan kasus baru. Itu adalah rekor tertinggi di Negeri Paman Sam sejak pandemi dua tahun lalu. Dalang utamanya adalah varian Omicron yang mudah menular.
Johns Hopkins University mengungkapkan bahwa tingginya angka tersebut mungkin terjadi saat pergantian tahun dan akhir pekan lalu. Saat itu beberapa negara bagian tidak melaporkan kasus penularan. Karena itu, jumlahnya menumpuk. Tapi, mereka juga menegaskan bahwa kenaikan memang terjadi. Sebab, jika diratarata, angka penularan selama tujuh hari terakhir mencapai 480.273 kasus. Itu adalah angka penularan baru tertinggi secara global.
Rata-rata angka kematian akibat Covid-19 selama sepekan lalu mencapai 1.200 orang per hari. Pasien Covid-19 yang harus menjalani perawatan di rumah sakit sekitar 98 ribu. Naik 32 persen dari pekan sebelumnya. Hingga kemarin, pemerintah belum menerapkan kebijakan drastis untuk menekan angka penularan. Padahal, banyaknya kasus membuat ribuan penerbangan di AS dibatalkan.
Israel yang masuk dalam deretan negara dengan persentase vaksinasi tertinggi juga mengalami hal serupa. Kemarin (5/1) Kementerian Kesehatan Israel melaporkan bahwa kasus harian di negara tersebut mencapai 11.978. Itu adalah rekor tertinggi di negara tersebut sejak pandemi. Saat ini kasus aktif di negara tersebut mencapai hampir 60 ribu. Namun, yang mengalami gejala parah hanya 125 orang.
Tel Aviv saat ini menggencarkan vaksinasi empat dosis. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan, sepekan setelah pemberian dosis keempat, ada kenaikan imunitas hingga lima kali lipat. Peningkatan sistem imun tersebut bakal menekan angka pasien yang dirawat di rumah sakit.
Setali tiga uang, Inggris bernasib serupa. Angka penularan di negara tersebut dalam 24 jam terakhir mencapai 218.724.
Dilansir The Guardian, rata-rata penularan selama tujuh hari terakhir mengalami kenaikan hingga 51 persen. Sedangkan pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 15.044 orang. Jumlah riil di lapangan ditengarai jauh lebih tinggi karena banyak pasien yang tidak menjalani tes.
Banyaknya petugas medis yang positif membuat nasib Inggris seperti Australia. Mereka kekurangan staf di bidang kesehatan. Terutama di panti-panti jompo. Lebih dari 11 ribu petugas panti atau 9,4 persen dari total staf tidak masuk. Mayoritas alasannya karena tertular Covid-19. Itu membuat sekitar 90 operator panti mengalami kekurangan staf.
Barchester, salah satu operator panti swasta, mengungkapkan bahwa 105 dari 250 panti yang mereka kelola saat ini terkena wabah penularan
Covid-19. Panti yang memiliki kasus penularan tidak bisa menerima pasien yang baru keluar dari rumah sakit. Itu otomatis membuat rumah sakit kewalahan. ’’Persebaran Omicron di penjuru negeri bakal membuat lebih banyak panti terjangkit,’’ tegas CEO National Care Forum Vic Rayner.
Terpisah, Tiongkok memerintah sekitar 13 juta penduduk Zhengzhou untuk tes Covid-19 kemarin (5/1). Itu dilakukan setelah ditemukan beberapa kasus di kota yang lockdown sebagian tersebut. Kebijakan sama ketatnya berlaku di wilayah otonomi khusus Tiongkok, Hongkong. Kemarin mereka mengeluarkan beberapa kebijaan baru untuk menekan angka penularan.
Kunjungan rumah sakit umum dan panti tidak lagi diperbolehkan. Layanan makan di tempat harus tutup mulai pukul 18.00. Jumlah per meja juga dibatasi. Tempat umum seperti kelab malam, tempat fitnes, taman hiburan, museum, bioskop, dan lain sebagainya ditutup.
Hongkong juga tidak lagi menerima kedatangan maskapai dari delapan negara hingga 21 hari mendatang. Yaitu, Australia, Kanada, Prancis, India, Pakistan, Filipina, Inggris, dan AS. Itu adalah negara-negara dengan angka kasus penularan cukup tinggi. Para pelancong yang transit di delapan negara tersebut juga dilarang masuk Hongkong selama dua pekan. ’’Ada perubahan cepat dalam situasi pandemi yang menyebabkan kami harus khawatir,’’ tegas Chief Executive Hongkong Carrie Lam terkait dengan kebijakan barunya.