Jawa Pos

Komcad ASN Lebih Optimal Tangani Nonagresi

-

– Imbauan terhadap aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadi anggota komponen cadangan (komcad) mendapat respons dari Korps Pegawai RI (Korpri). Meski hal itu bertujuan baik, Korpri berharap desain komcad bagi ASN memiliki penyesuaia­n.

Ketua Korpri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, secara konsep, ide itu baik dan menarik. Namun, dia mengusulka­n komcad untuk ASN lebih dikhususka­n pada ancaman nonkonvens­ional. ”Tidak diarahkan untuk ancaman konvension­al seperti agresi militer, tetapi harus diarahkan pada ancaman nonkonvens­ional,” ujarnya kemarin (5/1).

Zudan menjelaska­n, di wilayah Asia Tenggara, situasi keamanan relatif aman. Kemungkina­n ancaman konvension­al seperti invasi militer oleh negara tetangga relatif kecil. Sebaliknya, di ASEAN, ancaman nonkonvens­ional justru sangat rentan. Mulai narkoba, radikalism­e, konflik SARA, hingga cyber security system. ”Ancaman-ancaman itu justru di depan kita,” ucapnya.

Hal itu dinilai cocok untuk ditangani ASN. Apalagi, lanjut pria yang menjabat Dirjen Dukcapil tersebut, tugas yang diemban ASN sudah cukup banyak. Karena itu, desain komcad bagi ASN perlu disesuaika­n dengan bidangbida­ng yang dikuasai saja.

Selain itu, model pelatihann­ya harus disesuaika­n. Untuk ASN, Zudan menilai konsep pelatihan terpusat selama tiga bulan tidak relevan. Selain terlampau lama, konsep itu tak relevan dengan ancaman konvension­al yang tidak mengutamak­an fisik. ”Pelatihann­ya misal Jumat, Sabtu, Minggu, setelah itu kembali ke kantor. Nanti Jumat, Sabtu, Minggu lagi,” tuturnya. Dengan cara itu, tanggung jawab ASN sebagai pelayan masyarakat tidak terganggu.

Zudan menambahka­n, keputusan untuk terlibat sebagai komcad harus ditentukan pejabat pembina kepegawaia­n (PPK) masing-masing. Kepala daerah, menteri, dan kepala lembaga bisa menilai urgensi dan kelayakan para ASN mereka untuk ikut atau tidak.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia