Land Clearing-Pemadatan Lahan Capai 41 Hektare
Pembangunan Hunian untuk Korban Erupsi Semeru
LUMAJANG – Pembangunan kompleks hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga korban erupsi Gunung Semeru menunjukkan perkembangan signifikan. Pembersihan dan pemadatan lahan yang terletak di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, tengah berlangsung.
Sebanyak 41 hektare lahan sudah rata. Kini, lahan seluas 81 hektare yang dikelola Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tersebut mulai tampak hamparan. Kemarin Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan sejumlah pejabat dari instansi terkait meninjau kawasan relokasi tersebut. ”Ini proses yang sangat cepat, dalam 1 bulan, progresnya sudah panjang,’’ katanya.
Sesuai proyeksi awal, setiap keluarga korban erupsi Semeru mendapat bagian tanah kavling berukuran 10 x 14 meter untuk huntap. Ukuran bangunan juga sama. Bentuknya menyerupai
PERIKSA: Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq meninjau site plan pembangunan hunian bagi warga korban erupsi Semeru.
rumah tipe 60.
Sedangkan, untuk huntara dibangun pada lahan di belakang tanah kavling. Setiap keluarga mendapat luas lahan dan bangunan 6 x 4 meter. Total lahan yang disiapkan pemerintah cukup untuk 2 ribu rumah lengkap dengan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas ekonomi.
Setelah tahapan penyiapan lahan tuntas, pembangunan konstruksi hunian bakal digarap oleh tim gabungan dari Kodim 0821/Lumajang, Yon Zipur 10, BBWS Brantas, Polres Lumajang, dan Kementerian PUPR.
Selain di Sumbermujur, pemerintah menyiapkan lahan relokasi lain di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.
Luasnya sekitar 9,4 hektare. ”Saat ini, pengajuan izin ulang karena sebelumnya ada pergeseran lokasi,’’ jelasnya.
Orang nomor satu di Jatim itu memastikan, hunian bagi korban erupsi didesain detail. Tujuannya, penghuni bisa menambah kamar, dapur, atau fasilitas lainnya di dalam rumah. Bentuk huntara juga akan menjadi prototipe pada pembangunan di wilayah lainnya.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, progres bisa cepat karena sinergisitas antarlembaga berjalan dengan baik. ”Lokasi huntara berdekatan dengan perkebunan. Sehingga, masyarakat diharapkan bisa mengoptimalkan peluang tersebut,” katanya.