Satu Desa Hampir Terendam Rob
GRESIK
– Pasang laut atau rob kembali terjadi di wilayah Gresik. Kini banjir akibat rob itu menggenangi rumah-rumah di Desa Banyuwangi, Manyar. Untung, fenomena tersebut tidak berlangsung lama.
Sebagai wilayah yang berada di kawasan pesisir, Gresik juga mengalami dampak lingkungan yang cukup besar. Menurut data Kemen LHK, area pantai di Gresik mengalami abrasi 132 kali pasang surut setiap tahun. Abrasi itu salah satunya menjadi pemicu adanya banjir rob.
Banjir rob itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 23.30 WIB. Saat pasang, air langsung masuk ke beberapa rumah, tempat ibadah, dan tak luput jalan desa. Tidak tanggung-tanggung, air yang masuk ke rumah setinggi lutut orang dewasa.
Abu Amar, salah seorang warga Desa Banyuwangi, menyatakan, banjir rob itu hampir menggenangi satu desa. Luapan air pasang tersebut membuat warga waswas dan waspada jika ada gelombang tinggi dan air semakin banyak mengaliri rumah warga. Terutama ketika malam, di mana air laut pasang. ’’Hampir satu desa terdampak banjir tadi malam,’’ ucapnya.
Menurut dia, banjir rob tahunan itu datang kalau sudah memasuki bulan ke-12 sampai bulan ke-5. Biasanya, air pasang itu terjadi sekitar pukul 01.00 hingga pukul 06.00.
’’Yang paling parah tadi malam, biasanya memang ada banjir rob, tapi tidak besar. Namun, tadi malam sebagian warga mengira air sudah surut, tapi ternyata tambah tinggi,’’ ujarnya.
Lelakiyangberprofesinelayanitu menyebutkan, rob surut sekitar pukul04.00.Diamenyebutkan,rob tersebut akan kembali datang.
Bagaimana antisipasi warga yang terdampak banjir rob? Abu menyampaikan bahwa di setiap pintu depan dan samping rumah warga diberi papan untuk meminimalkan air laut masuk ke rumah. Menurut Abu, jika tidak demikian, kasur warga bisa ikut terendam.
’’Itu sudah dilakukan warga setiap tahun. Untuk antisipasi malam saat air pasang,’’ terangnya.