Wujudkan Konsep Night Fairy
– Imajinasi dunia dongeng yang didengar dan dibaca sejak kecil menyeret Fanny Gian Mayasari pada kegemaran terhadap cerita fairy tale hingga dia dewasa. Salah satu make-up artist (MUA) yang gemar mengeksekusi konsep make-up karakter itu pun tercetus untuk mewujudkan salah satu gagasan. Yakni, mengkreasikan sosok Night Fairy alias Peri Malam.
Dia menuturkan, ada banyak versi cerita tentang Night Fairy. Mulai versi Arabian, versi negeri Barat, hingga versi Indonesia sendiri. ”Macammacam sekali versinya. Salah satunya, ada yang menyebut sosok Fairy Night adalah peri yang mengatur baik buruknya mimpi yang didapatkan oleh anak-anak saat tidur di malam hari,’’ terangnya kepada Jawa Pos kemarin (5/1).
Meski begitu, lanjut dia, masih jarang orang yang membahas kisah tersebut. Juga belum banyak yang menjadikannya ide kreatif untuk diwujudkan. Untuk itu, Fanny tertantang untuk merealisasikan konsep Peri Malam yang ada di kepalanya. Sesuai dengan imajinasinya selama ini. Dia menonjolkan kostum sekaligus aksesori.
”Gaunnya aku bikin full hitam dengan cutting modifikasi A-line belahan bawah. Ada detail hiasan emas di bagian pinggang dan belahan dada. Ditambah gloves sepanjang siku untuk lebih menguatkan sosok fairy,’’ terang pemenang Best Costume Jember Fashion Carnaval (JFC) 2018 itu. Warna full hitam juga disebutnya mewakili sosok peri yang hidup pada malam dan cukup misterius.
Dia juga menginterpretasikan Peri Malam sebagai sosok yang punya sayap. Maka, aksesori sayap pun dipakaikan melingkar di bagian lengan. ”Sayap memang sengaja dibuat tidak sebesar sayap burung. Supaya membedakan dengan sosok demon maupun black angel yang sayapnya sangat besar,’’ imbuhnya.
Aksesori sayap tersebut sekaligus dijadikan sebagai highlight utama. Karena itu, aksesori di bagian kepala atau headpiece dibuat lebih kalem atau tidak terlalu menonjol.