Kinerja Kredit Jatim Bergantung Pemulihan Industri Pengolahan
SURABAYA
– Kinerja perbankan di Jawa Timur tahun lalu memiliki beberapa catatan. Salah satunya, pertumbuhan penyaluran kredit yang masih di bawah rata-rata nasional. Meskipun demikian, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV yakin bahwa kinerja kredit tahun ini bakal kembali ke posisi semula.
Kepala OJK Regional IV Bambang Mukti Riyadi menyatakan, pertumbuhan kredit per November 2021 mencapai angka 2,74 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut lebih rendah daripada rata-rata pertumbuhan nasional yang mencapai 4,73 persen. ’’Ini memang sejalan dengan ekonomi kita yang naik di kisaran 3,2–4 persen tahun lalu,’’ tuturnya dalam Coffee Morning OJK Jatim kemarin (11/1).
Dia menjelaskan, kredit yang bertumbuh cenderung lambat itu mencerminkan kinerja ekonomi di Jatim. Pasalnya, mesin utama penggerak adalah industri pengolahan. Namun, sektor tersebut belum menunjukkan pemulihan yang ideal.
Tahun lalu jumlah penyaluran kredit industri pengolahan turun 2,84 persen jika dibandingkan pada 2020. ’’Tahun lalu sektor yang berjaya adalah produsen komoditas seperti CPO dan pertambangan karena harga global yang sedang meninggi. Sedangkan, sektor tersebut bukanlah mesin ekonomi utama di Jatim,’’ paparnya.
Selama 2021, industri pengolahan mengalami banyak tantangan. Misalnya, suplai yang terganggu karena kelangkaan kontainer dan jasa pelayaran internasional. Bambang mendengar curhat dari pelaku usaha yang terpaksa memberhentikan sementara pengoperasian pabrik.
Padahal, mengembalikan pengoperasian industri tidak bisa dilakukan dengan cepat. Karena itu, mereka tak bisa langsung menggenjot utilitas pabrik secara maksimal setelah beroperasi kembali. ’’Beruntung, Jatim juga punya mesin ekonomi utama lainnya. Yakni, sektor perdagangan besar dan eceran. Itu terlihat dengan pertumbuhan kredit sektor tersebut yang mencapai 4,9 persen hingga November tahun lalu,’’ ungkapnya.
Meskipun demikian, dia yakin bahwa kinerja kredit perbankan tahun ini bakal cemerlang. Hal tersebut dilihat dari isu kontainer yang mulai teratasi. Apalagi, Pemerintah Jatim sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim 2022 bakal berada di kisaran 5–5,8 persen.