Hakim Tolak Tuntutan Penonton 13 Reasons Why
Anggap Bertentangan Hak Kebebasan Berpendapat
LOS ANGELES
– Tuntutan terhadap 13 Reasons Why digugurkan hakim. Pada musim pertama penayangannya di Netflix di 2017, serial tersebut menuai kontroversi. Sebab, ada adegan bunuh diri yang ditampilkan dengan begitu gamblang di akhir musim perdana. Protes terus bermunculan, bahkan hingga kini.
Salah satunya, John Herndon, salah satu ayah di Livermore, California. Sang putri Bella meninggal dunia pada 18 April 2017 setelah menyaksikan serial produksi Selena Gomez itu. Bella mengakhiri hidupnya di lemari kamarnya. Dalam tuntutannya, Herndon menuntut Netflix yang tidak memberikan peringatan dini serta melakukan upaya pencegahan bunuh diri pada para penonton muda.
Tuntutan Herndon dimentahkan hakim Distrik Amerika Serikat Yvonne Gonzalez Rogers. Dalam putusannya pada Selasa (11/1) waktu setempat,
Rogers menyatakan, tuntutan Herndon tidak bisa diperkarakan lantaran bertentangan dengan kebebasan berpendapat.
Netflix tidak bisa diperkarakan hukum karena merekomendasikan 13 Reasons Why pada penontonnya.”Halinisungguhdisayangkan.Namun, yang paling utama, aku merasa hal itu (tuntutan Herndon dan lainnya terkait serial tersebut, Red) tidakakanbisabertahan,”ungkapGonzalezRogers sebagaimana dikutip The Hollywood Reporter.
Dalam sangkalannya, pihak Netflix
mengungkapkan, pemerkaraan konten 13 Reasons Why bakal membatasi kreativitas para sineas. Termasuk, penyensoran karya kreatif yang menyasar penonton remaja dan dewasa muda. Misalnya, film The Perks of Being a Wallflower, Dear Evan Hansen, dan film klasik Dead Poets Society.
Mereka mendukung pembatalan tuntutan lewat perundangan anti-SLAPP California. Statuta itu bertujuan mencegah kriminalisasi terhadap masyarakat yang memperjuangkan haknya.
”Kreatorkontenyangberkewajibanuntukmelindungi kalangan penonton tertentu dari karya yang mengekspresikanbunuhdiripastiakanmelakukan sensoratasdirisendiriuntukmenghindariancaman pertanggungjawaban.Iniakanmeredamsemangat danmembatasiberagamdebatpublik,”paparNetflix diwakili pengacaranya.
Dalam agenda hearing yang berakhir pada pembatalan tuntutan, pengacara Ryan Hamilton yang mewakili kalangan ahli menegaskan, tuntutan Rogers bukan terkait konten Netflix tersebut. Hamilton menilai, poin dalam banyak tuntutan yang banyak dilayangkan merujuk pada algoritma layanan streaming itu yang berbahaya.
”Kasus ini tentang bagaimana perusahaan itu menarget anak-anak yang rentan serta konsekuensi yang bisa diprediksi dan dapat dicegah. Netflix telah berulang kali diingatkan tentang hal itu,” ungkapnya.
Terkaitketidakpuasanpihakahli,GonzalezRogers menyatakanbakalmemberikankesempatanbanding hingga 18 Januari mendatang.