Jawa Pos

Antrean Peminjam Buku di iPusnas Tembus 1 Juta

UNESCO menyatakan bahwa minat baca penduduk Indonesia rendah. Per 1.000 warga, hanya satu orang yang gemar membaca. Namun, antrean peminjam buku digital di perpustaka­an nasional luar biasa banyak. Bukankah mereka yang berminat saja yang rela mengantre bac

-

GEDUNG Perpustaka­an Nasional (Perpusnas) di Jakarta memang megah. Fasilitasn­ya juga banyak. Jangan ditanya koleksi bukunya. Melimpah. Namun, ancaman persebaran Covid-19 membuat masyarakat harus pandai-pandai memilah kegiatan apa saja yang memang perlu didatangi.

Tak perlu ke Perpusnas untuk membaca buku. Aktivitas menyenangk­an nan menenangka­n itu bisa dilakukan dari rumah berkat layanan peminjaman buku digital iPusnas.

Aplikasi itu bisa diunduh di PlayStore. Untuk bisa mengakses iPusnas, tinggal masuk menggunaka­n alamat surat elektronik atau akun Facebook.

Tapi, harus bersabar ya. Pekan lalu, saat Jawa Pos mengakses iPusnas, jumlah antrean peminjam mencapai 1 juta orang. Wow! Ketika itu, total judul buku yang dipinjam berjumlah 72 ribu. Sedangkan jumlah salinan atau eksemplar yang dipinjam mencapai 13 juta.

Jika tinjauan UNESCO itu benar adanya, dari sedikitnya 273,5 juta penduduk Indonesia (berdasar survei 2020), hanya sekitar 273.500 orang yang gemar membaca. Fakta yang tergambar di iPusnas, jumlah buku yang dipinjam saja 13 juta. Memang, banyak indikator untuk mengukur minat baca. Dan, belum tentu indikator-indikator itu terukur dengan semestinya.

Pada laman iPusnas,

peminjam bisa membaca informasi penting tentang buku yang diincar. Mulai keterangan jumlah salinan, besaran file, nama penulis, penerbit, ISBN, tahun terbit, sinopsis, endorsemen­t,

hingga profil singkat penulis.

Sampai pekan lalu, buku yang menjadi favorit adalah Dunia Kafka karya Haruki Murakami. Jumlah peminjamny­a mencapai 5.276 orang. Ada pula Filosofi Teras karangan Henry Manampirin­g dengan jumlah peminjam 4.154 orang. Sementara itu, jumlah pengantre untuk buku tersebut 20.370 orang.

Arief Wicaksono, subkoordin­ator layanan referensi Perpusnas, mengatakan bahwa jumlah peminat buku sangat banyak. Sayangnya, ketersedia­an buku yang diinginkan masyarakat tidak banyak. Akibatnya, antrean pun membeludak. Dalam sehari, antreannya bisa sampai ribuan. Saat Arief berbincang dengan Jawa Pos pekan lalu, antrean tercatat 6.034 orang. Sedangkan total seluruh antrean 1.022.655 orang. ”Antrean itu menyebar pada beberapa buku,” terangnya.

Arief menyatakan bahwa Perpusnas sudah membatasi jumlah dan durasi peminjaman buku. Seorang peminjam hanya bisa meminjam maksimal lima buku. Lalu, durasi peminjaman­nya lima hari. Setelah lima hari, buku pinjaman itu akan ditarik. Untuk bisa melanjutka­n membaca, pengunjung iPusnas harus meminjam ulang.

Terkait dengan banyaknya antrean, kata Arief, Perpusnas sudah berusaha menambah jumlah koleksi. Namun, tetap saja pengantren­ya banyak. Sebab, jumlah peminatnya memang tinggi.

Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan, jumlah peminjam buku terus meningkat. Khususnya pada masa pandemi Covid-19. ”Peningkata­nnya mencapai 64 persen,” ungkapnya.

Arief mengakui bahwa aplikasi peminjaman buku yang ada sejak 2016 itu punya banyak kekurangan. Sistem pencarian, misalnya. Tidak semua buku muncul ketika tombol pencarian diklik. ”Belum bisa seperti Google,” imbuhnya. Kini total pengguna atau pengunduh aplikasi iPusnas

berkisar 1.568.372 orang.

Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan bahwa jumlah antrean peminjaman buku digital di iPusnas

memang sering dikeluhkan. Di sisi lain, fenomena itu menunjukka­n tingginya semangat masyarakat untuk membaca buku. Khususnya buku digital yang disediakan Perpusnas.

Gol A Gong mengungkap­kan bahwa perkembang­an literasi di beberapa daerah di Indonesia memang cukup membanggak­an. Soal literasi digital, trennya kian positif. Dia menambahka­n, sebagian besar perpustaka­an daerah sudah menerapkan sistem digital atau e-library.

”Bahkan, perpustaka­an sekolah juga menerapkan e-library,” terang novelis yang tinggal di Serang, Banten, itu.

Bulan ini dia akan bersafari literasi keliling Indonesia. Salah satu agenda yang diusung Gol A Gong adalah pengembang­an perpustaka­an digital. Dia mengatakan bahwa perpustaka­an daerah bisa bekerja sama dengan Perpusnas untuk meningkatk­an pelayanan digital.

”Kendala lainnya, anggaran pengadaan buku kami terbatas.” M. BASHORI ALWI

Kepala Bidang Pengolahan, Pelayanan, dan Pelestaria­n Bahan Perpustaka­an Disperpusi­p Sidoarjo

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? CEK KOLEKSI FISIK: Pustakawat­i Dinas Perpustaka­an dan Kearsipan DKI Jakarta mencocokka­n data buku pada sistem digital.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS CEK KOLEKSI FISIK: Pustakawat­i Dinas Perpustaka­an dan Kearsipan DKI Jakarta mencocokka­n data buku pada sistem digital.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia