Tidak Semua Penerbit Punya Buku Digital
Covid-19 memaksa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Sidoarjo menghentikan layanan peminjaman buku dan baca di tempat beberapa waktu lalu. Namun, layanan e-book tetap jalan. Warga dapat meminjam dan membaca buku melalui aplikasi
Sidoarjo Information Digital Library (Sidira).
Eksis sejak 2018, saat ini
Sidira punya 1.062 judul buku yang bisa diakses warga. Koleksi itu terdiri atas 3.186 eksemplar. Jumlah tersebut memang masih jauh lebih sedikit ketimbang koleksi fisik Disperpusip Sidoarjo. Jumlah buku fisiknya mencapai 144.057 eksemplar dengan 38.517 judul.
Namun, Sidira terus berusaha menambah koleksi
e-book-nya. Makin hari, pengunduh aplikasinya dan peminjamnya juga bertambah. ”Rata-rata ada 50 orang yang berkunjung langsung (ke perpustakaan, Red) setiap hari. Jumlah pengunjung lewat Sidira bisa mencapai 100 orang,” kata Kepala Bidang Pengolahan, Pelayanan, dan Pelestarian Bahan Perpustakaan Disperpusip Sidoarjo M. Bashori Alwi.
Melalui berbagai sarananya, menurut Bashori, perpustakaan memang mengimbau warga untuk beralih ke
Sidira. Apalagi pada era pandemi seperti sekarang. Mobil perpustakaan keliling (MPK) dan motor pintar (torpin) milik Disperpusip Sidoarjo dipakai untuk menyosialisasikan layanan peminjaman buku digital ke sekolah-sekolah.
Meminjam lewat Sidira sangat praktis. Setelah aplikasi terpasang pada telepon seluler, warga tinggal mendaftar. Setelah itu, warga bisa langsung memilih buku melalui katalog dan melakukan peminjaman mandiri atau sekadar membaca. ”Satu anggota bisa meminjam tiga buku sekaligus dengan durasi waktu seminggu. Jika waktu (hari) peminjaman habis, secara otomatis akan diputus sistem,” terang Bashori.
Sementara, warga yang belum berstatus anggota perpustakaan belum boleh meminjam buku. Mereka hanya bisa membaca dengan durasi maksimal dua jam setiap kunjungan. Namun, dalam sehari, kunjungan bisa dilakukan lebih dari sekali.
”Saya biasanya pinjam dua buku dalam seminggu. Melalui Sidira ini lebih mudah. Tidak perlu ke perpustakaan,” kata Dendi Hamdi, anggota Perpustakaan Sidoarjo.
Laki-laki 33 tahun itu lebih senang meminjam e-book. Sayangnya, jumlah koleksinya sangat terbatas. Karena itu, dia tetap harus berkunjung ke perpustakaan jika tidak menemukan versi digital buku yang hendak dipinjamnya.
Bashori mengakui memang agak kewalahan menyeimbangkan minat peminjam buku dengan jumlah koleksinya. Sebab, tidak semua penerbit menyediakan versi digital produknya. Akibatnya, koleksi buku digital kurang variatif. ”Kendala lainnya, anggaran pengadaan buku kami terbatas,” ujarnya.