Jawa Pos

Ajak Anak Muda Banyak Menulis dan Menuangkan Ide

-

Bagaimana kabar Bapak saat ini? Apa saja kesibukan sekarang?

Alhamdulil­lah baik. Saya tidak pernah kesepian. Sejak 2018 saya memang bukan lagi pejabat. Namun, status pengajar tetap. Saya mengajar di UIN Sunan Ampel Surabaya. Ada beberapa mata kuliah, salah satunya teori ilmu sosial (Nur Syam adalah seorang guru besar bidang sosiologi).

Itu berarti Bapak masih ASN?

Benar. Secara struktural memang pensiun. Namun, karena guru besar, masa pensiun saya sebagai pengajar menjadi 70 tahun.

Meski tak lagi menjabat, kabarnya Bapak masih aktif dalam program-program Kemenag? Termasuk dalam moderasi beragama.

Itu memang benar. Saya bersama sejumlah kolega mendirikan website Nur Syam Centre (website beralamat di nursyamcen­tre. com). Itu semacam media untuk menampung tulisan dari mahasiswa dan dosen.

Isinya tentang apa saja?

Bukan hanya informasi seputar dunia akademik. Website itu juga memuat artikel-artikel tentang moderasi beragama. Penulisnya dari kalangan mana saja. Misinya adalah mewujudkan moderasi beragama untuk Indonesia hebat.

Apa yang melatarbel­akangi pendirian tersebut?

website

Saya melihat sekarang percakapan di medsos makin tak terkendali. Ujaran-ujaran fanatisme juga menjamur. Perlu ada pembelajar­an bagaimana mengeluark­an ujaran yang sesuai dengan pendidikan Islam di medsos. Melalui website, saya mengajak anak muda untuk banyak menulis dan menuangkan idenya melalui tulisan.

Siapa saja yang terlibat dalam program tersebut?

Yang pasti mahasiswa, dosen, dan insan akademik lainnya.

Apa saja tantangan dalam memperjuan­gkan Islam yang moderat?

Sebagai pengajar, tentunya saya tahu apa saja yang perlu dibenahi dari para generasi kita. Saya berharap seluruh mahasiswa yang saya ajar bisa merepresen­tasikan pendidikan beragama secara maksimal dalam upaya pengabdian kepada negara. Kritis, namun hati nuraninya juga tetap terjaga.

Upaya lain untuk mengembang­kan Islam moderat apa saja, Pak?

Saat ini saya ditunjuk sebagai ketua Majelis Pakar Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP). Melalui itu saya ingin mengajak seluruh pengajar untuk aktif mengampany­ekan Islam moderat. Para dosen harus memiliki motivasi kuat untuk berjuang di bidang pendidikan.

Selama menjadi pejabat di Kemenag, pengalaman apa yang Bapak anggap berkesan?

Ada sejumlah perubahan status perguruan tinggi Islam di masa saya jadi Dirjen Pendidikan Islam. Salah satunya pergantian dari IAIN menjadi UIN. Perlu perjuangan besar dalam perubahan status itu.

Bagaimana dampak positif dari perubahan status IAIN menjadi UIN?

Perubahan status itu tidak hanya menunjukka­n perkembang­an pendidikan Islam. Namun juga mendorong seluruh kampus untuk lebih bekerja keras dan berinovasi.

Bagaimana susahnya pergantian itu?

Prof Dr Nur Syam sudah pensiun dari jabatan sekretaris jenderal Kementeria­n Agama (Kemenag) pada 2018. Namun, hal itu tak membuat pria kelahiran Tuban, 7 Agustus 1958, tersebut duduk tenang. Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya) pada 2009–2012 itu masih aktif mengajar dan mengajak mahasiswa untuk menulis melalui website miliknya. Terutama berkisar pada tematema moderasi beragama. Aktivitas tersebut dia ceritakan kepada Jawa Pos yang berbincang dengannya pada Jumat (14/1).

Bukan hanya kurikulum. Pergantian juga melibatkan status aparatur sipil di dalamnya. Perlu pelibatan instansi lain untuk kelancaran program. Pro dan kontra juga besar.

Pengalaman yang tidak mengenakka­n saat di Kemenag?

Sempat ada rekan yang terjaring kasus di lembaga penegak hukum. Kami yang tidak terlibat tetap memiliki beban besar. Banyak teman yang down. Kami menguatkan teman-teman untuk tetap berjuang dan bekerja. Saya ingatkan mereka untuk tetap menjaga martabat institusi. Bekerja dengan hati nurani. Tidak boleh mengorbank­an kepentinga­n bersama untuk pribadi.

Capaian apa yang menurut Bapak paling berkesan selama menjabat Sekjen?

Saya merasa jabatan hanya titipan. Bukan untuk disombongk­an. Semuanya karena Allah.

Adakah cita-cita Bapak yang belum terlaksana?

Sebagai pengajar, saya ingin mahasiswa aktif menulis untuk mengasah kemampuan. Saya wajibkan mereka menulis di Nur Syam Centre. Saya ingin mereka menjadi masyarakat cerdas yang benar-benar mengerti soal agama.

 ?? EKO HENDRI/JAWA POS PROF NUR SYAM UNTUK JAWA POS ?? BERDEDIKAS­I TINGGI: Prof Dr Nur Syam saat jadi rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 2011. Foto kiri, Nur Syam bersama buku karyanya yang berjudul Demi Agama, Nusa, dan Bangsa.
EKO HENDRI/JAWA POS PROF NUR SYAM UNTUK JAWA POS BERDEDIKAS­I TINGGI: Prof Dr Nur Syam saat jadi rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 2011. Foto kiri, Nur Syam bersama buku karyanya yang berjudul Demi Agama, Nusa, dan Bangsa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia