Penanda Burgerkill Masih Membara
Aries Tanto alias Eben pada 4 September lalu membuat Burgerkill diterpa badai besar. Eben yang merupakan
founder, gitaris, plus motor dari Burgerkill membuat sebagian besar pendengar musik metal berpikir Burgerkill berhenti berkarya. Atau, malah bubar.
Namun, kekhawatiran itu sama sekali tak terjadi. Burgerkill tetap membara. Tetap berkarya. ’’Kehadiran almarhum (Eben, Red) masih terasa sampai sekarang. Semangatnya akan selalu kami jaga,’’ kata Manajer Burgerkill Dadan Ketu.
Karena itulah, seluruh rencana yang sudah tersusun, semua karya yang telanjur dibuat, dan perkenalan vokalis baru, yakni Ronald Alexander Radja Haba, tetap dilakukan. Demi cita-cita Eben dan demi fans Burgerkill.
Single pertama Burgerkill bersama Ronald, Roar of Chaos, dirilis disertai klip video pada 18 Desember lalu. Single itu kemudian jadi penanda awal Burgerkill terus membara. Tidak hanya akan terus berkarya, Burgerkill juga ingin memperlihatkan perubahan musikalitasnya.
’’Roar of Chaos secara tempo lebih cepat. Kebetulan, saat ada Eben juga waktu itu, kami semua lagi gandrung dengan lagu kenceng seperti trash hingga death metal. Tepat juga dengan karakter vokal dari Ronald,’’ ujar Agung Hellfrog, gitaris Burgerkill.
Tidak berhenti sampai melahirkan single sebagai tanda band tetap eksis. Penanda kedua Burgerkill masih membara adalah hadirnya virtual show bertajuk After the Storm. Dalam rilisnya,
virtual show tersebut menampilkan peletakan batu monumen pertama untuk bangkit setelah melewati masa sulit atas kepergian Eben. Juga merupakan sebuah jawaban atas bagaimana musik Burgerkill sepeninggal Eben.
Dalam virtual show tersebut, ada empat lagu yang dibawakan. Yakni, Undefeated dari album Adamatine, Shadow of Sorrow dari album Beyond Coma and Despair, Penjara Batin dari album Berkarat, dan tentu single terbarunya Roar of Chaos. Karakter vokal Ronald dan perubahan musik Burgerkill yang lebih kencang membuat tampilan virtual show terasa megah.
Nah, sebelum Burgerkill menyanyikan single, didahului monolog dari Morgue Vanguard. Monolog tersebut menyiratkan sebuah kebangkitan. ’’Monolog itu dihadirkan untuk jembatan ke tiap lagu, menerangkan tahapan-tahapan yang mewakili perjalanan Burgerkill. Sampai ditutup lagu baru sebagai jawaban untuk para begundal bahwa BK (Burgerkill) masih tetap berkarya,’’ terang Dadan.