Lantai Semen Ekspos Tambah Nilai Estetis
Vinil, kayu, marmer, dan granit merupakan material yang umum ditemukan pada rumah-rumah modern. Untuk project Rumah
Tengah, founder STUDIE Architecture & Interior Design Studio Ivan Eldo ingin memberikan sentuhan berbeda dengan menggunakan semen aci sebagai lantai.
MENURUT Ivan, ide dibuatnya lantai semen itu awalnya bertujuan menekan bujet. Material semen dinilai lebih affordable daripada marmer atau material lainnya. Dia menjelaskan bahwa semen aci kadang memiliki kelemahan mudah retak. Terutama jika tertimpa benda berat. Namun, kondisi tersebut hanya akan terjadi jika teknik pembuatannya kurang maksimal. Untuk project ini, Ivan menjamin lantai semen itu kuat.
’’Kita ambil contoh parkiran basemen di mal-mal. Meski pakai semen ekspos, tetap sangat kuat,’’ katanya kepada Jawa Pos pada Kamis (13/1). Semen aci Rumah Tengah dibiarkan terekspos tanpa ditutupi cat. Jadi, warna abuabunya menciptakan sedikit kesan
industrial pada rumah. Bukan hanya itu, semen aci juga memiliki tekstur abstrak alami yang unik.
Kesan mewah dimunculkan lewat
coating glossy yang membuat lantai tersebut seolah memantul seperti granit atau marmer. Warna dan motif natural itu tampak serasi dengan dominasi warna putih pada area interior dan fasad rumah.
’’Kami ingin rumah itu seperti kanvas. Tanpa terlalu banyak warna dan ornamen, simpel dan polos saja. Biarkan furnitur dan pengisi ruangan yang ’mewarnainya’,’’ ujar alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Interior rumah diisi berbagai furnitur bernuansa kayu. Misalnya, set meja makan dari kayu jati solid pada ruang makan dan kursi rotan. Atau kabinet dan background vinil di belakang TV di ruang keluarga. Lalu, dipercantik dengan tanaman indoor dan artificial plant. ’’Agak sedikit Scandinavian, tapi kami menyebutnya tropis minimalis saja,’’ jelas Ivan.
Rumah ini memiliki fasad serbaputih yang justru membuatnya eye-catching.
Uniknya, rumah itu seolah-olah terdiri atas dua lantai jika dilihat dari depan. Padahal, rumah tersebut hanya berlantai 1. Fasad putih polos yang seperti lantai 2 itu, rupanya, hanya penutup dari atap yang ada sebelumnya.
Ivan menjelaskan, proyek ini merupakan renovasi dari rumah lama. Atap rumah lama berupa genting ekspos dengan desain konvensional. ’’Memang tidak kami bongkar. Hanya dipotong sedikit depannya, lalu ditutup dengan dinding putih itu,’’ ungkap Ivan.
Fasad itu pun terlihat serasi dengan pagar yang diwarnai dengan tone
abu-abu muda.