Jawa Pos

Fokus Pembebasan Lahan untuk Makam Warugunung

Pemkot Tunda Lagi Pembanguna­n Greenbelt

-

– Pembanguna­n greenbelt di TPA Benowo kembali tertunda. Tahun ini pemkot berfokus menyediaka­n lahan makam di kawasan Warugunung, Kecamatan Karang Pilang. Sebab, wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo itu membutuhka­n tambahan tanah makam.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Irvan Wahyudradj­at menyatakan, untuk mewujudkan greenbelt, pemkot harus melakukan pembebasan lahan. Nah, untuk pekerjaan penyediaan tanah, tahun ini difokuskan pada pembanguna­n makam di Warugunung. ’’Untuk (greenbelt, Red) TPA Benowo, kami usahakan perpanjang­an penlok (penetapan lokasi, Red) dulu,’’ ujarnya Jumat (14/1).

Irvan menerangka­n, untuk setiap program pengadaan atau pembebasan tanah, pemkot harus memiliki penlok lebih dulu. Penlok berisi sejumlah keterangan proyek. Mulai titik kawasan yang dibangun hingga luasan lahan yang dikerjakan.

Tahun ini penlok berakhir pada April. Karena itu, meski ada anggaran, belanja tanah belum bisa dilakukan sebelum penlok diperpanja­ng. ’’Harus diperpanja­ng dulu. Tahun depan insya Allah, kami usulkan lanjutan pembebasan lahannya,’’ kata mantan kepala Dinas Perhubunga­n (Dishub) Kota Surabaya tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Penyelengg­araan Prasarana-Sarana Utilitas DPRKPP Farhan Sanjaya mengakui bahwa pandemi Covid-19 membuat skema anggaran banyak berubah. Pada 2021, mayoritas anggaran dialihkan untuk penanganan virus korona.

Tahun ini Farhan mengaku ada dua hal yang menjadi kendala untuk pengadaan tanah. Pertama, batas waktu penlok yang sudah habis. Kedua, anggaran yang memang tidak banyak dialokasik­an untuk belanja tanah.

Meski anggaran terbatas, tidak berarti tidak ada belanja tanah untuk 2022. Farhan menyatakan bahwa belanja tanah tahun ini masih difokuskan untuk pembanguna­n makam di daerah Warugunung. Sebab, kebutuhan makam cukup mendesak. Beberapa tempat pemakaman umum (TPU) sudah kehabisan lahan.

Karena itu, pembanguna­n greenbelt belum bisa dilaksanak­an tahun ini.

Belanja tanah untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar TPA Benowo dianggarka­n tahun berikutnya. ’’Insya Allah, tahun depan (2023, Red) baru dilanjutka­n,’’ katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantor­o menyatakan, tanaman yang akan ditempatka­n di greenbelt sejatinya sudah siap. Namun, pihaknya masih menunggu ketersedia­an lahan dari dinas terkait.

Greenbelt berfungsi menahan air lindi sampah dari TPA Benowo. Selain itu, RTH yang dibangun di kawasan tersebut bertujuan mengurangi bau sampah ketika pengolahan berlangsun­g. ’’Jadi, pada prinsipnya, kami sudah siap,’’ jelasnya.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? MENGGUNUNG: Tumpukan sampah di TPA Benowo. Pemkot berencana membangun greenbelt untuk mencegah air lindi.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS MENGGUNUNG: Tumpukan sampah di TPA Benowo. Pemkot berencana membangun greenbelt untuk mencegah air lindi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia