Jawa Pos

Subsidi Bunga KUR 3 Persen Berlanjut

Plafon Tahun Ini Naik dari Rp 285 Triliun Menjadi Rp 373,17 Triliun

-

JAKARTA

– Pemerintah melanjutka­n pemberian subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) 3 persen tahun ini. Menko Perekonomi­an Airlangga Hartarto menuturkan, berlanjutn­ya kebijakan itu diharapkan bisa menstimulu­s para pelaku usaha dan mendorong pemulihan ekonomi.

”Tahun lalu, KUR 6 persen dan disubsidi jadi 3 persen. Tahun ini sesuai persetujua­n rapat terbatas bunga KUR 3 persen selama enam bulan,’’ ujarnya pada acara penghargaa­n KUR kemarin (18/1).

Airlangga meminta kebijakan itu disosialis­asikan lebih luas lagi. Sebab, masih ada masyarakat yang tidak mengetahui bahwa bunga KUR 6 persen dan setengahny­a disubsidi oleh pemerintah. Pada tahun ini, pemerintah telah memutuskan untuk meningkatk­an plafon KUR menjadi sebesar Rp 373,17 triliun dari sebelumnya Rp 285 triliun.

Sebelumnya, Kementeria­n

Koordinato­r Bidang Perekonomi­an mencatat, realisasi penyaluran KUR baru mencapai Rp 6,02 triliun hingga per 17 Januari 2022. Jumlah itu diberikan kepada 170 ribu debitur KUR usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

DaritotalR­p373,17triliun,PTBank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendapat alokasi mencapai 70 persen atau senilai Rp 260 triliun. Penyaluran segmen mikro menjadi prioritas.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyatakan, alokasi KUR dari pemerintah menjadi hal positif bagi perseroan. Khususnya, mendukung pengembang­an ekosistem ultra mikro (UMi). Sejumlah strategi telah dirancang untuk memenuhi target penyaluran KUR 2022.

Di samping itu, BRI menerapkan digitalisa­si untuk menyalurka­n kredit. Memanfaatk­an keunggulan informasi dan teknologi, Catur optimistis perseroan mampu menjaga bottom line yang solid dengan return yang optimal. ”Sehingga lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan menyalurka­n kredit ke sektor produktif, upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mendapat alokasi Rp 38 triliun. Nilai tersebut naik 22,7 persen dari plafon KUR BNI tahun lalu sebesar Rp 30,95 triliun. ”Kami cukup yakin penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik,” ucap Direktur Kelembagaa­n BNI Sis Apik Wijayanto.

Dana KUR, lanjut dia, digunakan untuk mendorong pertumbuha­n usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Khususnya, di sektor komoditas delapan klaster unggulan. Yaitu, klaster padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan porang.

Melalui strategi tersebut, Sis optimistis dapat mendorong realisasi pembiayaan UMKM mencapai 30 persen pada 2024. ”BNI tidak hanya menggarap para pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri, tapi juga mendorong pengembang­an usaha para warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri atau diaspora,” ucapnya.

BNI juga mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan UMKM tumbuh berkesinam­bungan. Juga, melalui program pembinaan dan pengembang­an UMKM untuk menjawab kendala yang dihadapi. Mulai proses kredit, teknologi, hingga pengembang­an kapabilita­s tata kelola bisnis.

 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia