Pesta Diskon di Surabaya Shopping Festival
SURABAYA – Industri fashion di Jawa Timur tahun ini semakin bergairah berkat gencarnya peritel asing memasuki pasar Surabaya. Selain itu, ada tiga momen pendongkrak pasar ritel dalam waktu yang berdekatan. Yakni Lebaran, liburan sekolah, dan Surabaya Shopping Festival (SSF) 2017.
Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi menyatakan, berdasar siklus, industri ritel memang sedikit melemah pada Maret dan April.
”Namun, akan naik lagi pada Mei dan Juni. Masyarakat sudah bisa mengantisipasi kalau Mei bertepatan dengan anniversary Surabaya, pasti pesta diskon,” papar Sutandi seusai pembukaan SSF 2017 di Grand City, Surabaya, kemarin (1/5). Optimisme juga terlihat dari naiknya target transaksi selama SSF dari realisasi Rp 2 triliun tahun lalu menjadi Rp 2,5 triliun tahun ini.
Direktur PT Pakuwon Jati Tbk tersebut menjelaskan, pada triwulan pertama lalu ritel grocery masih mencatatkan pertumbuhan double-digit. Sedangkan fashion mencetak peningkatan penjualan yang lebih signifikan.
”Memang masih didominasi brand-brand asing yang antusias masuk Surabaya,” papar Sutandi. Antara lain H&M, LC Waikiki ( fashion brand asal Turki), Bershka, dan Sephora. Antusiasme juga terlihat dari rencana pembukaan Uniqlo di Pakuwon Mall pada Agustus mendatang.
Menurut Sutandi, tren belanja masyarakat terhadap produk fashion kini sedikit bergeser. Konsumen telah memiliki preferensi sehingga akan datang langsung ke toko yang menyediakan brand tertentu. ”Bukan lagi seperti sebelumnya, yang cenderung datang ke department store,” imbuhnya.
Dominasi produk fashion di mal bisa mencapai 60 persen jika dibandingkan dengan jenis produk lain. Selain fashion, pertumbuhan food and beverage di mal juga masih kuat.
Target SSF bukan sekadar pembeli dari Kota Pahlawan maupun kawasan Jawa Timur. Dengan Surabaya sebagai kota utama di kawasan timur Indonesia, konsumen potensial juga datang dari Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
” Fashion brand kita semakin beragam. Hampir semua brand yang ada di Singapura sekarang ada di Surabaya. Bahkan, Zara yang ada di Pakuwon Mall merupakan terbesar di Asia,” tutur Sutandi.
Ekspansi penjualan ritel melalui internet ( online shop) juga belum berdampak pada pertumbuhan brand shop di mal. ”Masyarakat Indonesia membutuhkan mal bukan hanya sebagai tempat belanja, tetapi juga tempat untuk berkumpul dan merasakan kebersamaan,” terang Sutandi.
Realitas itulah yang menjadikan mal dan brand shop masih tumbuh bagus di Surabaya. Buktinya, tingkat keterisian toko di malmal di Surabaya mencapai 90 persen. (vir/c11/noe)