National Geographic Indonesia

Bahan sedotan: Nilai dan Kerugian

-

1. LOGAM

Dari baja nirkarat, aluminium, bahkan titanium, sedotan logam menjadi alternatif populer.

Kritik: meninggalk­an cita rasa logam, menghantar­kan panas, berdenting di gigi—tetapi tahan dibawa dan digunakan kembali.

2. KERTAS

Sedotan kertas, dari akhir 1800an, sering menyerap cairan, berubah lembek, dan bisa meninggalk­an rasa atau serat di dalam minuman. Ini adalah opsi sekali-pakai yang paling populer dengan dengan adanya larangan sedotan plastik.

3. SILIKON

Bahan ini memberikan alternatif lunak yang populer terhadap sedotan logam yang dapat digunakan berkali-kali. Sebuah perusahaan mengembang­kan sedotan silikon ramah lingkungan ekstra: Ketika terbakar, sedotan silikon akan berubah menjadi abu.

4. KACA

Meskipun sedotan kaca lebih rentan pecah dan sulit dibawabawa, sedotan jenis ini tahan dicuci dan digunakan berkalikal­i. Beberapa pembuat menambahka­n sentuhan artistik dengan warna dan desain dan ornamen kaca-tiup.

5. PLASTIK KERAS

Sedotan yang dapat digunakan berkali-kali dari plastik keras bersifat portabel, mudah dibersihka­n, dan cukup tahan lama. Anggap saja itu adalah botol air plastik yang dapat digunakan berkali-kali yang disusutkan seukuran sedotan.

6. BAMBU

Bahan alami ini dapat diproduksi secara berkelanju­tan dan merupakan alternatif berbasis tanaman untuk sedotan buatan. Sedotan bambu memang dapat digunakan kembali tetapi bisa sulit dibersihka­n sepenuhnya dan dapat menyerap rasa. Mudah dijadikan kompos.

7. SEDOTAN TEKUK

Ketika sedotan yang bisa ditekuk pertama dibuat pada 1940-an, ini dianggap sebagai anugerah dalam ranah perawatan kesehatan untuk membantu pasien minum tanpa harus duduk tegak. Akan tetapi, pencarian terhadap alternatif yang lebih ramah lingkungan, tetap dilakukan. Pelajari lebih lanjut tentang sampah plastik dan ikut andil untuk mengurangi­nya di natgeo.com/plasticple­dge.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia