National Geographic Indonesia

Kemanusiaa­n dalam Pergerakan

- OLEH SUSAN GOLDBERG FOTO OLEH JOHN STANMEYER

LIMA TAHUN SILAM Saya menghabisk­an beberapa hari bersama National Geographic Fellow, Paul Salopek, penulis yang menelusuri kembali perjalanan yang dimulai saat manusia modern pertama meninggalk­an Afrika. Salopek menapaki 33.000 kilometer; saya bergabung dengannya sejauh delapan kilometer, dan saya tidak akan pernah melupakann­ya.

Di Şanlıurfa, kota berdebu di Turki selatan, tempat kelahiran Ibrahim, kami berada di tengah krisis kemanusiaa­n. Kami melihat pengungsi Suriah—berbondong-bondong di jalanan, di apartemen kecil yang sesak dengan banyak keluarga. Kami melihat orang-orang tidak dapat menemukan pekerjaan apa pun. Kami berbicang dengan orang-orang yang ketakutan dan terluka oleh perang saudara yang brutal di negara mereka; kami mendengar kisah penderitaa­n, pemerkosaa­n, penyiksaan, dan kejahatan mengerikan lainnya.

Saat itu, PBB melaporkan, 51 juta orang di seluruh dunia mengungsi secara paksa, dengan alasan perang hingga kesulitan ekonomi. Laporan itu menyatakan, jumlah pengungsi pada 2013 adalah yang tertinggi sejak Perang Dunia Kedua. Laporan terbaru PBB mengatakan 68,5 juta jiwa mengungsi secara paksa pada akhir 2017.

Manusia selalu bergerak, melarikan diri dari bahaya atau mencari sesuatu yang lebih baik. Bulan ini, kami fokus pada migrasi, dulu dan sekarang.

Salopek melakukan perjalanan karena pilihan, tak seperti kebanyakan migran yang ditemuinya. Kisahnya menggambar­kan keputusasa­an orangorang yang mencoba melarikan diri: “Seberapa kuat dorongan untuk pergi? Untuk meninggalk­an apa yang kau cintai? Untuk berjalan ke tempat asing dengan semua harta dijejalkan ke dalam saku? Itu lebih dahsyat daripada rasa takut akan kematian.”

Bank Dunia mengatakan bahwa pada 2050, dampak perubahan iklim akan memicu sekitar 143 juta orang untuk bermigrasi. Saat satu ancaman global menambah ancaman lainnya, kami akan terus menyediaka­n liputan bermakna dari perjalanan manusia ini.

Terima kasih karena bersedia membaca National Geographic.

 ??  ?? Keluarga Kurdi ini menunggu di dalam mobil setelah melarikan diri dari Suriah ke
Turki, menghindar­i perkembang­an Negara Islam. Sekitar 150.000 warga Suriah—kebanyakan suku Kurdi—menyeberan­g ke Turki dalam periode 72 jam pada September 2014.
Keluarga Kurdi ini menunggu di dalam mobil setelah melarikan diri dari Suriah ke Turki, menghindar­i perkembang­an Negara Islam. Sekitar 150.000 warga Suriah—kebanyakan suku Kurdi—menyeberan­g ke Turki dalam periode 72 jam pada September 2014.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia