Melancongi Seribu Rasa Sajian Tanah Rencong
Aceh Culinary Festival 2019 telah sukses digelar selama tiga hari pada 5 – 7 Juli.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ini telah memasuki tahun keenam. Selama dua tahun berturut-turut, agenda yang digelar di Taman Sulthanah Shafiatuddin, Banda Aceh ini telah menjadi bagian Top 100 Wonderful Events Indonesia.
Festival yang berlangsung selama tiga hari ini menyuguhkan 1.000 jenis variasi makanan dan minuman khas Aceh dan diikuti oleh pengusaha makanan dan anggota PKK dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin mengatakan, pelaksanaan Aceh Culinary Festival
2019 telah mengisi kemenangan yang telah diraih Aceh sebagai Juara Dua Destinasi Wisata Halal Dunia GMTI 2019. Menurutnya, kuliner memang salah satu daya tarik wisata Aceh yang bernilai jual sangat tinggi, selain kenikmatan citarasa, cerita, adat, dan budaya yang ada di balik beragam hidangan khas Aceh juga menambah nilai dan keunikan berwisata kuliner di Aceh.
Tujuan utama penyelenggaran Aceh Culinary Festival 2019 ini bermuara pada meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke ujung Sumatra yang berjulukan Negeri Tanah Rencong dan Serambi Mekah ini. Jamaluddin mengharapkan dukungan segala pihak untuk mempromoslkan agenda ini agar menjangkau pasar wisatawan Nusantara dan luar negeri.
Kegiatan Aceh Culinary Festival 2019, resmi ditutup pada Minggu malam. Perputaran uang di festival kuliner tersebut ditaksir mencapai Rp5 miliar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Aceh Jamaluddin, dalam laporannya menyebutkan, nilai itu didapat dari kunjungan puluhan ribu masyarakat yang berbelanja di 172 stan yang meramaikan acara yang berlangsung sejak Jumat malam.
Aceh Culinary Festival 2019 ditutup oleh Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Kementerian Pariwisata Indonesia Hariyanto. “Kuliner Aceh adalah ikon kuliner halal dunia,” kata Hariyanto dalam sambutannya saat acara penutupan. Untuk itu, seiring penyelenggaraan Aceh Culinary Festival, ia menyampaikan harapannya agar kuliner Aceh bisa masuk dalam restoran Indonesia milik diaspora di mancanegara yang menjadi mitra cobranding Kementerian Pariwisata.
Malam penutupan Aceh Culinary
Festival 2019 yang diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, dimeriahkan dengan penampilan kesenian Aceh Rapai Geleng dan band lokal Seuramoe Reggae, juga grup band Base Jam. Selain itu, penyelenggara mengumumkan pemenang lomba masak serba ikan dan cipta menu B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal) tingkat Provinsi Aceh, pemilihan duta makan, serta pemilihan anjungan kabupaten/kota peserta terbaik di ajang festival ini.
Sampai berjumpa lagi di Aceh Culinary Festival tahun depan!