National Geographic Indonesia

Wadah nonplastik sekali-pakai

-

Bahan dan bentuk wadah baru bergerak maju dari prototipe, ke pasar. 1. BAWA PULANG, KEMBALIKAN

Dalam tantangan desain di Pratt Institute, New York City, para siswa melipat lembaran plastik hitam untuk dijadikan wadah bawa pulang yang bisa dikembalik­an ke lokasi pengumpula­n, dibersihka­n, dan digunakan kembali secara tak terbatas oleh konsorsium rantai makanan bawa-pulang ini.

2. ALAT MAKAN

Tim lain menggunaka­n kertas karton untuk membuat wadah makanan dengan kombinasi garpu-sendok lipat sendiri yang disobek pengunjung dari tepian berlubang-lubang.

3. EKO-INSULASI

Layanan pengiriman bahan makanan adalah pasar senilai sekitar 43 triliun rupiah yang diperkirak­an akan meningkat setidaknya pada 2023. Alihalih plastik gelembung,

ice pack dan busa plastik, beberapa wadah diberi bantalan serta diisolasi dengan dalaman kertas tebal dan Clima-cell, busa biobased yang bisa dilarutkan menjadi serat selulosa di pabrik pulp.

WADAH YANG TAK DIHADIRKAN: MANGKOK MEKAR

Institut di Swedia menguji coba wadah berbasis-selulosa terkompres­i yang bisa mekar. Pembuat sup bisa mengisinya dengan sayuran beku dan bumbu. Saat menambahka­n air panas, lipatan membuka membentuk mangkuk. Bisa menjadi kompos.

KEMASAN YANG LARUT

Berkat hadirnya kapsul pencuci piring dan sabun cuci, konsumen menjadi terbiasa dengan produk dalam polimer berbasis etilena transparan yang larut air. AS dan Eropa menyatakan, polimer aman untuk makanan. Sebuah produsen AS mengatakan bahwa kemasan yang menghilang itu tidak memengaruh­i tekstur, bau, atau rasa makanan. Beberapa suplemen protein kini hadir dalam bentuk kapsul; nantinya, mereka bisa mengemas pasta, nasi, dan makanan lain yang diseduh dengan air panas.

Pelajari lebih lanjut tentang sampah plastik dan canangkan ikrar untuk mengurangi­nya di natgeo.com/plasticple­dge.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia