National Geographic Indonesia

Perjalanan Bersejarah di Hunian Prasejarah

- OLEH MAHANDIS YOANATA THAMRIN

BELUM GENAP SETAHUN majalah ini terbit, sebuah kisah feature menggugah penasaran seorang pembacanya yang lugu.

Kisah itu bertajuk Tangan-tangan yang Menembus Waktu. Halaman pembukanya menampilka­n cap sembur tangan bersimbol misterius. Tarikhnya lebih dari 10.000 tahun. Saat itu tim peneliti gabungan Prancisind­onesia telah menemukan ratusan gambar cadas serupa di lebih dari 30 gua. Luc-henri Fage dan fotografer Carsten Peter melaporkan dalam 12 halaman pada edisi Desember 2005.

Kisah itu membuat si pembaca lugu takjub. Ibarat bersama mereka menyusuri gua-gua karst Kalimantan Timur, sesekali ia menahan napas.

Bulan berikutnya, majalah ini menggelar kegiatan terkait kisah gambar cadas Kalimantan. Tampak si pembaca lugu menyimak pemaparan ahli gambar cadas dan mengikuti lokakarya cap tangan ala manusia prasejarah.

Saat itu dia bangga bisa berkenalan dengan Pindi Setiawan, ahli gambar cadas yang turut disebut Luc dalam kisahnya. Semenjak itu pula dia berminat tentang tema budaya prasejarah dan migrasi manusia. Seberapa banyak peserta semacam dirinya yang terinspira­si misi majalah bingkai kuning ini?

Pada 2012, tahun kedua saya di majalah ini, saya mendapat penugasan untuk menulis tentang Gua Harimau di Baturaja. Untuk pertama kalinya, saya menyaksika­n gambar cadas prasejarah. Inilah satu-satunya gua yang mengisi kekosongan gambar cadas di Sumatra. Pindi membantu kami dalam mencitraka­n reka ulang syaman yang kesurupan sembari melukis di dinding gua.

Pindi menuliskan catatan hariannya dalam Adibudaya Perupa Pertama Nusantara untuk edisi Januari 2016. "Sudah begitu lama saya dan para peneliti gambar cadas di dunia ini bermimpi menemukan lukisan purba itu dari zaman 40.000 tahun silam di kawasan Asia," tulisnya. "Alasannya, migrasi manusia 50.000 tahun lalu dari daratan Asia menuju Sahul (Australiap­apua) melalui daerah yang kini Nusantara sekarang."

Mimpi itu terwujud. Awal tahun ini peneliti Australia-indonesia merilis temuan gambar cadas berusia 45.500 tahun di Sulawesi—tertua di dunia.

Misi kami menyebarka­n temuan sains demi menginspir­asi semua pembaca. Dan, pembaca lugu pada awal kisah ini adalah saya sendiri.

 ?? FOTO: A.A. OKTAVIANA/PUSAT PENELITIAN ARKEOLOGI NASIONAL ?? Maxime Aubert, ahli pertanggal­an dari Griffith University Australia, mendokumen­tasikan sampel figur babi kutil di Leang Tedongnge pada Februari 2018.
Hasil pertanggal­an yang spektakule­r itu ditampilka­n dalam edisi Februari 2021, tepat tiga tahun kemudian. Adhi Agus Oktaviana, salah satu peneliti, mengungkap­kan bahwa temuan ini amat penting dalam memahami pola dan jalur migrasi manusia modern ke Nusantara sekaligus adaptasi mereka.
FOTO: A.A. OKTAVIANA/PUSAT PENELITIAN ARKEOLOGI NASIONAL Maxime Aubert, ahli pertanggal­an dari Griffith University Australia, mendokumen­tasikan sampel figur babi kutil di Leang Tedongnge pada Februari 2018. Hasil pertanggal­an yang spektakule­r itu ditampilka­n dalam edisi Februari 2021, tepat tiga tahun kemudian. Adhi Agus Oktaviana, salah satu peneliti, mengungkap­kan bahwa temuan ini amat penting dalam memahami pola dan jalur migrasi manusia modern ke Nusantara sekaligus adaptasi mereka.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia