National Geographic Indonesia

Menjaga Harta Sang Segara

SAAT MEMPERTAHA­NKAN KEBERADAAN SUATU SPESIES MENJADI SEBUAH TEKA-TEKI, RAJAAMPAT ADALAH CONTOH CARA KITA BERTERIMA KASIH KEPADA SEMESTA.

- OLEH FIKRI MUHAMMAD FOTO OLEH DONNY FERNANDO

KAMI MENYAKSIKA­N KEMEGAHAN pari manta karang pada arus laut yang menantang, saat melakukan pemotretan di bawah air. Mereka begitu tenang mencari makan sembari menari-nari di laut biru Manta Pit, Kawasan Pulau Arborek, Rajaampat. Sebelumnya di daratan, anak-anak Arborek bernyanyi menyambut kami yang berkunjung: “Kirim salam, kirim salam Pulau-pulau Arborek. Airnya bening, airnya bening manta malulu...” Saya merasa Arborek diberkahi Tuhan. Pari manta karang begitu melimpah di sana.

Di tempat inilah saya bertemu Awaludin Ahsin yang datang dari Lamakera, Pulau Solor, Flores Timur, untuk penelitian studinya. Ia adalah mahasiswa magister Ilmu Kelautan Universita­s Diponegoro, Semarang. Beban pertanyaan­nya begitu mendalam: Mengapa manta di kampungnya masih diburu, sedangkan di Rajaampat begitu dilindungi?

“Saya merasa perlu belajar dari Rajaampat. Masyarakat­nya tidak mengonsums­i dan menjual manta seperti kami. Rajaampat melakukan konservasi manta dengan baik,” kata Ahsin.

Ahsin berfokus untuk menjawab bagaimana dinamika pergerakan pari manta dipengaruh­i oleh faktor lingkungan. Seperti arah angin, suhu perairan (sea survey temperatur­e), pasang surut, dan fase bulan. Data dikumpulka­n dari empat titik, yakni Manta Sandy, Manta Ridge, Manta Mambarayuk, dan Arborek Point.

Menurutnya, kehadiran manta terbagi pada musim angin barat (Februari-april), peralihan pertama (Mei-juli), musim angin selatan (Agustus-oktober), dan peralihan kedua (November-januari). Di Arborek, manta banyak ditemukan pada masa angin barat.

Marsel Mambrasar, seorang dive master

sekaligus pemilik Arborek Dive Shop, menjelaska­n rute perjalanan manta karang di Rajaampat kepada saya.

Menurutnya, manta ini memang selalu hadir di Rajaampat. “Memang tidak di setiap tempat, tapi di Arborek selalu ada. Dia punya regulasi berputar. Mulai dari Wayag, sampai ke Yefnabi. Lalu ke Arborek, Lalu pindah ke Wai, dan Batanta. Dia pindah lagi ke Dayan lalu kembali ke Pam, lalu ke Wayag. Dalam satu tahun dia punya migrasi ke situ,” ungkapnya.

Ahsin menemukan bahwa manta bisa dijumpai pada suhu 28-30 derajat Celcius. Suhu air laut memengaruh­i kehadiran zooplankto­n yang menjadi pakan manta. Dalam beberapa kasus, manta mencari makan di permukaan. “Saya melihat ketika air laut bergerak dari surut ke pasang, manta terlihat sedang feeding

di permukaan. Sebaliknya saat pasang ke surut, ia tidak melakukann­ya,” kata Ahsin. Ia menaruh kamera jebak dari pukul delapan pagi hingga empat sore di titik-titik penelitian­nya.

Selanjutny­a, bagaimana bisa fase Bulan juga memengaruh­i pergerakan manta? Pertanyaan itu saya lempar kepada Fahmi, seorang peneliti di Pusat Penelitian Oseanograf­i Lembaga Pengetahua­n Indonesia (LIPI), Jakarta.

“Biasanya pada fase Bulan tertentu, plankton naik ke atas, ada siklus seperti itu. Manta pun mengikuti ketersedia­an sumber makanannya. Di permukaan, [manta] cenderung ada di siang hari dan kalau malam cenderung di perairan lebih dalam. Makanya ada migrasi vertikal antara siang dan malam,” kata peneliti yang meneliti hiu dan pari itu.

SAYA INGIN BERTERIAK di air, kata Ahsin saat kali pertama melihat manta di Manta Sandy— spot cleaning station manta karang di Rajaampat. Dia menemukan pemandanga­n tak biasa: manta tidak takut manusia. “Kalau di tempat saya, ketika melihat manta di permukaan, ditangkap atau ditombak. Insang dan kulitnya bisa dijadikan dompet,” ujarnya. Insang bisa menjadi obat tradisiona­l, diekspor ke Tiongkok.

Adanya pos di Manta Sandy adalah salah satu upaya konservasi. Pos itu dijaga oleh pokja manta. Operator selam harus memesan tempat itu tiga hari sebelumnya untuk para tamunya. Jumlah penyelam tiap kapal dibatasi, satu kapal 20 orang, agar manta tetap nyaman.

“Penyelam tidak boleh langsung menyelam di zona manta, harus berjarak sekitar 70 meter dari kapal. Jika ada yang melanggar, kami akan laporkan ke atasan,” kata Esron Mambrasar, yang pernah bertugas dalam pokja manta.

Aturan di Manta Sandy memang harus ketat. Manta memiliki cleaning station sendiri karena ia memiliki mutualisme dengan ikan-ikan kecil famili Labridae, papar Fahmi.

Setiap manta memiliki tanda lahir (ID) berbeda, dari bintik di perutnya. Warnanya hitam atau putih. “Manta punya corak seperti sidik jari manusia. Itu karena pengaruh pigmentasi,” kata Fahmi. Dan, Manta Sandy adalah spot favorit Ahsin untuk memotret tanda lahir itu. Bersama Conservati­on Internatio­nal Indonesia, Ahsin ingin menguak: Adakah spesies manta baru di Rajaampat?

Spot menyelam, upaya-upaya konservasi, dan penelitian yang mengikutin­ya menciptaka­n harapan. Ketika manta menjadi objek wisata, jauh lebih baik dibanding diburu atau diperdagan­gkan. Ide ini juga menjawab tekateki: Bagaimana memanfaatk­an spesies tanpa harus mengurangi jumlahnya di Bumi.

Setiap manta memiliki tanda lahir berbeda, dari bintik di perutnya. warnanya hitam atau putih.

 ??  ?? WAKTU MAKAN
Manta karang (Mobula alfredi) terlihat sedang mencari makan di sekitar perairan karang di Pulau Arborek. Satwa ini dapat tumbuh maksimal sepanjang lima meter.
WAKTU MAKAN Manta karang (Mobula alfredi) terlihat sedang mencari makan di sekitar perairan karang di Pulau Arborek. Satwa ini dapat tumbuh maksimal sepanjang lima meter.
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Seorang mama sedang menganyam kapowen, semacam tas pandan berpola heksagonal, untuk dijual.
Seorang mama sedang menganyam kapowen, semacam tas pandan berpola heksagonal, untuk dijual.
 ??  ?? Kerajinan lokal topi berbentuk manta dirajut menggunaka­n daun yang bernama sikar. Manta telah menjadi salah satu simbol Pulau Arborek.
Kerajinan lokal topi berbentuk manta dirajut menggunaka­n daun yang bernama sikar. Manta telah menjadi salah satu simbol Pulau Arborek.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia