National Geographic Indonesia

PERUBAHAN DI PECINAN

BERAKAR PADA RASISME DAN PEMASARAN, ENKLAVE BERSEJARAH INI BERGULAT DENGAN KETIDAKPAS­TIAN MASA DEPAN.

- OLEH RACHEL NG FOTO OLEH ANDRIA LO

LAHIR DAN BESAR di pecinan Los Angeles, Glenn Soohoo telah menyaksika­n pertumbuha­n, kemerosota­n, dan revitalisa­si dari lingkungan­nya selama 50 tahun. Satu setengah tahun terakhir, enklave ini telah berada dalam krisis, diterpa oleh trauma kembar xenophobia dan darurat kesehatan masyarakat.

“Virus menghambat bisnis dan industri pariwisata,” ucap Soohoo, pemilik Phoenix Imports. “Virus tidak ada hubunganny­a dengan Pecinan, tetapi dengan itu diasosiasi­kan sebagai masalah Asia oleh [kemudian Presiden Donald Trump], orang menjadi fobia tentang itu.”

Saat pecinan bersejarah berjuang selama pagebluk, layak untuk dilihat bagaimana penghuni—dan pengunjung—berbondong-bondong menuju ke mereka pada kesempatan pertama.

Pecinan telah ada di Amerika Serikat lebih dari 170 tahun. Yang pertama, di San Fransisco, digunakan sebagai pelabuhan masuk ilegal untuk imigran Tionghoa yang melarikan diri dari sengkarut ekonomi dan politik di pertengaha­n 1800-an. Para pria mengadu nasib mereka pada demam emas California, saat pertambang­an memudar, mereka bekerja sebagai buruh tani, asisten rumah tangga, dan pada 1860-an, bekerja untuk kereta api lintas benua.

Mereka baik bujangan atau yang meninggalk­an istri dan keluarga di Tiongkok, dan mereka membutuhka­n tempat untuk tidur, pakaian bersih, dan makanan panas setelah hari kerja yang melelahkan. Ini menyebabka­n proliferas­i dari perumahan, layanan penatu, dan restoran yang sedang bertumbuh, lingkungan yang Cinasentri­s.

Namun pecinan-pecinan ini juga lahir dari ketegangan rasial yang tumbuh dan diskrimina­si pada perumahan dan pekerjaan. Undang-undang Eksklusi Tionghoa 1882 dan tindakan selanjutny­a sangat membatasi imigrasi hingga lebih 60 tahun. Sentimen anti-cina menghasilk­an perkelahia­n jalanan, kerusuhan ras, dan bahkan hukuman mati tanpa pengadilan dan pembunuhan masal. Banyak pecinan yang hancur oleh kebakaran atau bencana alam, atau ditinggalk­an.

Ketika pecinan San Fransisco yang asli rusak oleh gempa bumi 1906 dan diikuti kebakaran yang menghancur­kan, kelompok saudagar Tionghoa yang kaya mempekerja­kan arsitek Skotlandia Amerika T. Paterson Ross dan Insinyur A.W. Burgen untuk mendesain pecinan yang baru. Rancangann­ya gabungan ikonografi religius dan elemen arsitektur dari dinasti Song.

Lingkungan yang baru adalah visi fantasi Tiongkok, negara yang tak seorang pun [Ross atau Burgen] yang pernah berkunjung. Strateginy­a bekerja: Pecinan San Fransisco terlahir kembali sebagai destinasi “eksotis” untuk wisatawan Barat.

Beberapa pecinan mengikutin­ya, mengadopsi estetis serupa, tetapi yang lainnya mengambil jalan berbeda. Sebagai ganti dari menonjolka­n suasana ramah keluarga, pecinan di Chicago dan New York mempromosi­kan semacam wisata “daerah kumuh”, di mana pejalan diundang untuk menyukai pemandanga­n, suara, dan bau kemiskinan, lingkungan etnik. Pengunjung makan malam di restoran chop suey, menengok ke sarang opium, dan mungkin menyaksika­n perkelahia­n antar geng tong (serikat rahasia Tionghoa).

Nasib pecinan bangkit dan jatuh selama dekade berikutnya. Kerusuhan sipil dan kerusakan kota, bersama pencarian untuk lebih banyak perumahan dan kesempatan kerja, mendesak imigran untuk pindah dari pecinan di Washington, D.C., dan kota lainnya, memunculka­n satelit baru komunitas Asia di tempat seperti San Grabiel Valley, L.A. dan Flushing, Queens, New York.

Gentrifika­si pecinan ini adalah bayang-bayang dari diri mereka yang semula bersemanga­t, dengan hanya sedikit restoran cina dan, kadang, gapura melengkung yang dibiarkan berdiri.

Banyak orang Cina Amerika yang melawan balik. Pusat Budaya Cina San Fransisco berharap perpaduan program seni dan pendidikan akan membantu pengunjung dan penghuni melihat lingkungan­nya sebagai “situs interaktif untuk memperdala­m pemahaman dan rasa memiliki mereka,” ujar kurator Hoi Leung. Dia memperinga­tkan, tanpa perhatian dan aktivisme, pecinan akhirnya akan menghilang.

Di Phoenix Imports L.A., Glenn Soohoo bertekad memastikan masa depan tokonya. “Kami telah melalui segalanya, yang baik dan buruk,” katanya. “Saya di sini untuk mencari uang, saya hanya ingin mempertaha­nkan pecinan ini tetap hidup untuk generasi berikutnya.”

 ??  ?? Waverly Place di San Fransisco, di pecinan pertama AS, berdiri sejajar dengan kelenteng, klub sosial, dan toko kecil.
Waverly Place di San Fransisco, di pecinan pertama AS, berdiri sejajar dengan kelenteng, klub sosial, dan toko kecil.
 ??  ?? Selera pecinan: di New York penjaja menawarkan nangka segar. Di San Fransisco pemilik Kwan Sau Ling menyajikan masakan nabati di Restoran Lucky Creation Vegetarian; beroperasi sejak 1924, Eastern Bakery menyediaka­n kotak-kotak teh, kue kering, dan keik.
Selera pecinan: di New York penjaja menawarkan nangka segar. Di San Fransisco pemilik Kwan Sau Ling menyajikan masakan nabati di Restoran Lucky Creation Vegetarian; beroperasi sejak 1924, Eastern Bakery menyediaka­n kotak-kotak teh, kue kering, dan keik.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia